Contohnya, suami hanya berpenghasilan Rp 4,9 juta atau upah minimum, maka mungkin harus ditambah lagi, entah itu dengan cara istri berbisnis, bekerja, untun membantu perekomian keluarga.
Jika mengandalkan satu pendapatan saja, menghemat pun bisa jadi sesuatu yang sulit. Di saat menghemat biaya, namun biaya hidup terus naik karena inflasi.
Kalau memaksakan menghemat, selamanya bisa tidak akan cukup. Sebab hal-hal yang harus dipenuhi, seperti pendidikan, dan lainnya bisa terkena risiko.
Bagi penerima gaji UMR, tandanya harus menyesuaikan banyak hal. Jika awalnya ingin ideal urusan pendidikan anak, misalnya menyekolahkan di swasta yang islami dan mahal, maka pemilik upah minimum terpaksa harus lebih melakukan pengaturan.
Misalnya, bisa menyekolahkan di sekolah negeri dengan ekstra upaya dalam mendidik anak. Selain di DKI Jakarta, ada beberapa kota lain yang masuk daftar biaya termahal seperti Bekasi, Surabaya, Depok, dan lainnya.
Sementara itu, Bandung tidak masuk dalam 10 besar kota dengan biaya mahal. Jadi di ibukota Jawa Barat itu dianggap masih relatif kondusif untuk memiliki gaya hidup frugal atau sederhana dan tidak terlalu tinggi, tapi masih cukup untuk gaji minimum.
"Tapi bukan berarti UMR bisa memenuhi secara sempurna atau layak untuk keluarga, tapi masih lebih baik dibanding ibukota Jakarta.
Ada banyak variabel yang memengaruhi pengeluaran seseorang seperti, transportasi, gaya hidup dan lainnya. Jadi cukup atau tidaknya gaji yang diterima bergantung kondisi setiap individu, hanya belum tentu layak dan sempurna jika menerima upah minimum.