3. Cannibal Holocaust
Cannibal Holocaust adalah film dengan pengembangan gaya penemuan sebuah rekaman, dan adegan grafisnya sangat realistis sehingga diyakini nyata. Sepuluh hari setelah penayangan perdananya, Cannibal Holocaust disita berdasarkan perintah hakim setempat, dan sutradara Ruggero Deodato didakwa melakukan tindakan cabul dan pembunuhan.
Desas-desus tersebut semakin menguat ketika para aktor yang karakternya mati dalam film tersebut menandatangani kontrak, yang memastikan mereka tidak akan muncul di media lain selama satu tahun setelah rilis Cannibal Holocaust. Namun tuduhan itu terbantah setelah para aktor diwawancarai, Deodato menjelaskan bagaimana adegan itu pengambilan gambat itu terjadi, dan menunjukkan cuplikan interaksi aktris dengan kru setelah syuting adegan tersebut.
4. The Crow
The Crow telah tercatat dalam sejarah film sebagai salah satu film dengan produksi paling tragis. Bintangnya, Brandon Lee, secara tidak sengaja terbunuh di lokasi syuting ketika departemen properti tidak melihat ada peluru tiruan yang bersarang di laras senjata, dan melukai Lee secara fatal.
Peristiwa itu terjadi tiga hari sebelum jadwal syuting berakhir. Karena Lee telah menyelesaikan sebagian besar adegannya sebelum kematiannya, The Crow diselesaikan melalui penulisan ulang, pemeran pengganti, dan efek digital. Saat The Crow dirilis, diyakini secara luas bahwa rekaman kematiannya digunakan dalam potongan terakhir film tersebut, namun rekaman tersebut sebenarnya sudah dihancurkan.
5. Noroi: The Curse
Noroi: The Curse adalah film Jepang yang dibuat dengan gaya pseudo-dokumenter dan gaya penemuan rekaman, dianggap sebagai film horor rekaman paling menakutkan yang pernah ada, dan mengikuti seorang peneliti paranormal yang menyelidiki serangkaian peristiwa misterius untuk sebuah film dokumenter. Rekaman Noroi secara luas diyakini nyata, sebuah mitos yang semakin kuat setelah dirilis dalam waktu lama di AS.
Noroi dirilis di Jepang pada tahun 2005 dan distribusi di luar negara asalnya dibatasi, dan baru pada tahun 2017 ia berhasil mencapai Kanada dan pada tahun 2020 di AS. Hal ini menimbulkan keyakinan bahwa rekaman di Noroi adalah nyata dan juga kutukan, itulah sebabnya rekaman tersebut dilarang. Pada kenyataannya, rekaman tersebut tidak dilarang, hanya didistribusikan secara terbatas untuk internasional.