Ghaisani menekankan pentingnya skrining diabetes sejak usia anak-anak atau remaja. Sebab,penyakit tersebut saat ini sudah mulai banyak ditemukan pada anak di usia 0-18 tahun.
"Kalau ada riwayat diabetes di keluarga itu juga harus lebih hati-hati, perlu skrining. Untuk remaja, skrining bisa dilakukan di usia 10 tahun atau saat sudah mengalami pubertas. Pada anak perempuan saat mulai ada pertumbuhan payudara, dan pada anak laki-laki saat mulai ada penambahan volume testis," ucapnya.
Skrining diabetes pada anak umumnya sama dengan usia dewasa. Skrining bisa dilakukan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu atau dua jam setelah makan, atau pemeriksaan HbA1c.
HbA1c adalah kadar sel darah merah atau hemoglobin yang bereaksi dengan gula. Pada kondisi normal, proporsi atau persentasenya ada di angka 5-7 persen.
"Semakin tinggi gula dalam tubuh kita, semakin banyak pula hemoglobin yang bereaksi dengan glukosa, semakin tinggi nilai HbA1c. HbA1c ini bisa menggambarkan rata-rata gula kita 8-12 minggu terakhir, karena seiring dengan usia sel darah merah kita," kata Ghaisani.