Ahad 14 Jan 2024 12:00 WIB

Berat Badan Anak Turun Drastis, Waspadai Diabetes

Diabetes juga bisa diidap anak di usia 0-18 tahun.

Red: Reiny Dwinanda
Diabetes pada anak (ilustrasi). Pada kondisi diabetes, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin.
Foto: www.freepik.com
Diabetes pada anak (ilustrasi). Pada kondisi diabetes, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Anak-anak juga bisa terkena diabetes. Dokter spesialis anak konsultan endokrin Fadiana mengingatkan orang tua agar selalu waspada apabila anak mengalami penurunan berat badan drastis karena bisa jadi itu terjadi akibat penyakit diabetes.

"Pada kondisi diabetes melitus tipe satu, tubuh berusaha mencari alternatif untuk menghasilkan energi, salah satunya dengan memecah cadangan lemak. Kalau lemak terpaksa dipecah, akan terlihat sekali turunnya berat badan, sehingga anak terlihat kurus," kata Ghaisani dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Baca Juga

Ghaisani menjelaskan. pada kondisi diabetes, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin. Alhasil, gula darah tidak bisa dipakai oleh jaringan untuk menghasilkan energi, sehingga membuat tubuh mencari alternatif untuk menghasilkan tenaga dengan memecah jaringan otot atau lemak.

"Berat badan turun akan sangat jelas terlihat pada anak-anak dan remaja, karena mereka masih dalam fase pertumbuhan, jadi salah satu yang harus terus kita pantau adalah berat dan tinggi badan anak-anak mulai dari lahir," ujar dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta ini.

Ghaisani menyebutkan dokter juga selalu mengedukasi orang tua untuk memperhatikan alur (plot) di kurva pertumbuhan anak.

"Begitu ada penurunan, itu salah satu tanda waspada, perlu dicari penyebabnya apa, bisa jadi salah satunya diabetes melitus, selain gejala klasik lain yang muncul seperti banyak buang air kecil, cepat haus, dan cepat lapar," tuturnya.

Ghaisani juga mengemukakan sebagian besar diabetes melitus tipe satu pada anak tidak terdiagnosis dari awal, tetapi sudah menjadi komplikasi.

"Yang sering terjadi, anak sudah datang dalam kondisi yang berat, misalnya sesak napas, kadang-kadang nyeri perut, mual, dan muntah. Itu pun saat didiagnosis seringkali terlewat," tutur dia.

"Jadi nyeri perut, mual atau muntah dikaitkan dengan gastroentritis atau infeksi saluran cerna, sesak napas sering dipikirkan pneumonia atau radang paru, jadi sering kali terlewat, begitu dicek gula darah sudah tinggi di atas 500," imbuhnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement