AMEERALIFE.COM, SEOUL -- Grup idola K-pop, (G)I-DLE, tengah bersiap untuk merilis album lengkap kedua mereka. Sebagai pendahuluan, lagu baru berjudul "Super Lady" diluncurkan pada 29 Januari 2024.
Menyusul peluncuran lagu tersebut, (G)I-DLE menjadi sasaran kritik. Itu ditujukan utamanya untuk pemimpin, rapper, merangkap produser mereka, Soyeon, terkait pengucapan bahasa Inggrisnya dalam teaser video musik terbaru "Super Lady".
Dilansir Koreaboo pada Sabtu (27/1/2024), teaser kedua untuk MV "Super Lady" menampilkan anggota (G)I-DLE dalam konsep gaya Renaissance yang terinspirasi oleh Beyoncé. Video dimulai dengan Soyeon berkata, "Let’s go. I’m fearless. We came to take win".
Namun, video singkat tersebut menarik perhatian haters, dengan beberapa mengkritik pengucapan bahasa Inggris Soyeon. Mereka menyatakan tidak memahami apa yang dikatakan Soyeon.
Kritik terhadap (G)I-DLE, khususnya Soyeon, terkait pelafalan bahasa Inggris bukanlah hal baru. Sebelumnya, beberapa lirik rap Soyeon, seperti "Nxde," "My Bag," dan "Queencard" telah menjadi bahan olok-olok di dunia maya.
Beberapa warganet menyampaikan mereka kesulitan memahami lirik rap berbahasa Inggris dalam lagu-lagu tersebut. Kritik terhadap Soyeon dan (G)I-DLE secara umum semakin meningkat terkait karya-karya musik mereka.
Namun, kali ini, penggemar segera membelanya dan menyoroti bahwa kritik terhadap pelafalan bahasa Inggris Soyeon dapat disebut sebagai tindakan xenofobia. Mereka menegaskan bahwa Soyeon hanya berbicara dengan aksen Korea saat menggunakan bahasa Inggris. Hal itu tidak seharusnya dianggap sebagai suatu masalah untuk menyalahkan atau mengkritiknya.