Senin 26 Feb 2024 17:23 WIB

Beri Pertolongan Korban Tersambar Petir, Amankah Menyentuh Tubuhnya?

Sebagian orang mungkin takut menyentuh tubuh korban yang baru tersambar petir.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Petir (ilustrasi). CDC menegaskan, tubuh korban yang tersambar petir aman untuk disentuh.
Foto: pixabay
Petir (ilustrasi). CDC menegaskan, tubuh korban yang tersambar petir aman untuk disentuh.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Energi listrik dan panas ekstrem dari petir bisa sangat membahayakan manusia. Oleh karena itu, penting bagi korban sambaran petir untuk mendapatkan pertolongan pertama dengan cepat dan tepat sebelum mendapatkan penanganan medis dari tenaga kesehatan profesional. 

"Memberikan pertolongan pertama kepada orang yang tersambar petir sambil menunggu pertolongan medis profesional bisa menyelamatkan nyawa," ujar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melalui laman resminya, seperti dikutip pada Senin (26/2/2024).

Baca Juga

Akan tetapi, sebagian orang mungkin merasa takut untuk menyentuh tubuh korban yang baru tersambar petir. Mereka biasanya merasa khawatir akan ikut tersengat listrik bila menyentuh tubuh korban. CDC menekankan bahwa kekhawatiran ini hanya mitos belaka. CDC menegaskan, tubuh korban yang tersambar petir aman untuk disentuh.

"Aman untuk menyentuh orang yang baru saja tersambar petir, mereka tidak membawa muatan listrik," kata CDC.

Menurut CDC, ada empat langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk membantu korban sambaran petir. Berikut ini adalah keempat langkah tersebut:

1. Hubungi nomor panggilan darurat seperti 112 atau nomor telepon rumah sakit terdekat. Melakukan panggilan telepon saat hujan badai aman dilakukan melalui ponsel dan telepon tanpa kabel.

2. Periksa situasi sebelum mendekati lokasi korban sambaran petir. Waspadai area berisiko tinggi seperti dekat pohon atau di lapangan terbuka, karena ada risiko sambaran petir susulan yang bisa membahayakan korban dan juga orang-orang di sekitar korban yang ingin membantu.

Bila situasi tampak aman, coba untuk pindahkan korban ke tempat yang lebih baik. Korban sambaran petir umumnya tidak mengalami patah tulang besar yang bisa menyebabkan kelumpuhan atau komplikasi perdarahan besar, sehingga tubuh mereka dapat dipindahkan agar lebih aman. Menjadi pengecualian, bila korban juga terjatuh atau terlempar saat tersambar petir. Tubuh korban sambaran petir yang tampak mengalami perdarahan atau patah tulang sebaiknya tak digerakkan atau dipindahkan.

3. Cek respons atau tanda vital pada korban sambaran petir, seperti napas dan denyut nadi. Area terbaik untuk mengecek denyut nadi korban adalah di area leher. Bila korban bernapas dengan normal, coba periksa kemungkinan cedera lain seperti luka bakar atau trauma benda tumpul. Berikan pertolongan pertama bila ada cedera sebelum bantuan medis datang. Beri alas dan selimut atau jaket pada tubuh korban untuk meminimalisasi risiko hipotermia.

4. Lakukan resusitasi bila korban tampak tidak memberikan respons. Bila korban tampak tidak bernapas, beri bantuan napas buatan dari mulut ke mulut. Bila denyut nadi korban tidak terasa, berikan bantuan tambahan berupa kompresi dada. Lakukan upaya resusitasi ini hingga bantuan medis datang.

Selain mengetahui langkah-langkah untuk memberikan pertolongan pertama pada korban sambaran petir, penting juga untuk mengetahui upaya pencegahan agar diri sendiri tidak tersambar petir. Berikut ini adalah lima hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri sendiri dari risiko tersambar petir, seperti dilansir Texas Department of Insurance:

1. Bila berada di ruang terbuka, segera cari bangunan yang kokoh untuk berlindung atau masuk ke dalam mobil atau kendaraan. Jangan lupa untuk menutup pintu kendaraan saat berlindung. Hindari pula tiang listrik, pagar kawat, mobil atap terbuka, traktor, dan motor.

Selain itu, hindari pula untuk berteduh di bawah pohon. Bila rambut tampak berdiri, jangan berbaring tapi coba gerakan squat atau berjongkok dengan posisi kepala menekuk ke bawah di antara dengkul. Bila sedang berada di kolam renang atau di laut, segera naik ke daratan dan berlindung ke tempat aman.

2. Bila memungkinkan, berlindung di dalam bangunan atau ruang tertutup. Tunggu selama minimal 30 menit setelah hujan badai berakhir, sebelum kembali beraktivitas di ruang terbuka. Jangan terkecoh dengan langit yang tampak cerah sesaat setelah hujan badai.

3. Jangan mandi ketika sedang hujan badai, karena pipa air bisa menjadi konduktor listrik. Hindari pula aktivitas lain yang menggunakan air, seperti mencuci piring, atau bahkan berdiri di dekat pipa ketika sedang hujan badai.

4. Hindari penggunaan alat elektronik yang tersambung dengan colokan atau sumber listrik. Gawai atau perangkat elektronik yang tak tersambung dengan sumber listrik aman digunakan. Jangan gunakan ponsel yang tersambung dengan kabel ketika hujan badai.

5. Segera lakukan langkah-langkah pertolongan pertama bila ada orang di sekitar yang menjadi korban sambaran petir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement