AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sebuah penelitian mengungkap bahwa diet ketogenik atau diet keto bisa mengurangi risiko demensia dan penurunan memori pada kalangan muda. Studi dilakukan oleh tim peneliti dari University of California, Amerika Serikat.
Diet keto adalah pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak, serta asupan jumlah protein yang terkontrol. Semula, diet ini diterapkan pada pengidap epilepsi, namun kini menjadi populer di kalangan masyarakat awam, yang mengklaim telah mendapat manfaat.
Dalam studi, para peneliti melanjutkan temuan mereka sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan umur tikus yang menjalani diet keto sebesar 13 persen. Model hewan penyakit Alzheimer diberi diet ketogenik selama tujuh bulan, di mana memori kognitif dan plastisitas sinaptik (kemampuan beradaptasi situs koneksi saraf) terus dievaluasi.
Setelah konsumsi makanan dengan diet ketogenik, kadar BHB (beta-hydroxybutyrate) yang bersirkulasi, yang dihasilkan selama diet keto, mengalami peningkatan yang signifikan pada tikus jantan dan betina. Itu jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Selama periode puasa, tingkat BHB ditemukan lebih tinggi, dengan tikus jantan menunjukkan tingkat yang jauh lebih tinggi. Ketika para peneliti memeriksa otak tikus yang diberi makan keto, mekanisme penyimpanan memori otak telah 'diselamatkan' secara signifikan.
Apabila hasilnya dapat diterapkan pada uji coba pada manusia, itu berarti kemungkinan menderita gejala Alzheimer pada usia lebih muda akan berkurang. Pola makan ini dipandang sebagai cara yang tepat untuk memperlambat munculnya Alzheimer.
"Data tersebut mendukung gagasan bahwa diet ketogenik secara umum, dan BHB secara khusus, menunda gangguan kognitif ringan, dan mungkin menunda penyakit Alzheimer yang parah," ujar salah satu penulis studi, Gino Cortopassi, dikutip dari laman //Devon Live//, Ahad (24/3/2024).
Dengan kata lain, diet keto telah terbukti berpotensi membantu mencegah gangguan kognitif ringan dan kehilangan memori dini, yang sering dikaitkan dengan tahap awal penyakit Alzheimer. Diet keto dapat mengubah cara sel-sel otak terhubung dan berkomunikasi, serta menunda timbulnya penyakit.
Namun, Cortopassi menjelaskan bahwa data tersebut tidak menunjukkan pola makan dalam diet keto dapat menghentikan penyakit tersebut. Dia menyoroti, diet keto hanya terbukti mencegah dan menurunkan risiko, bukan menyembuhkan demensia yang sudah diidap.