Berkaca pada KKN di Desa Penari yang memikat 10 juta penonton bioskop, Calvin mengatakan, film itu menjadi menarik bukan saja berkat ceritanya yang viral, tetapi juga judulnya yang tidak negatif. Sementara itu, film horor lain ada yang langsung mengotakkan ke satu jenis setan tertentu.
"Menurutku juga kemarin kenapa KKN bisa jadi fenomena, salah satunya ya itu. Sebenarnya untuk relate (terhubung) sama masyarakat kan nggak harus mengorbankan satu dua aspek, misalkan harus mengorbankan agama atau apa," kata Calvin.
Andaikan diajak bermain di film horor bertema agama, khususnya Islam, Calvin mengatakan dirinya akan berkonsultasi terlebih dulu minimal dengan temannya yang beragama Islam. Setelah itu, ia akan melihat sejauh mana komitmen seluruh tim yang terlibat.
"Jangan hanya sekedar karena film horor lagi ramai, lalu ikutan buat juga."
Calvin juga mengatakan film horor Indonesia sudah banyak dan bagus-bagus. Seiring dengan semakin berkembangnya genre horor, ia menyerukan agar masyarakat semakin cerdas memilih tontonan film.
"Saya juga antusias dengan kemunculan film seperti Agak Laen, misalnya, jadinya supaya Indonesia karyanya nggak stagnan di situ-situ aja. Aku nggak bisa juga bilang ke filmmaker, 'Jangan horor lagi dong' karena masyarakat kita masih suka, tapi masyarakat juga harus lebih cerdas dalam memilih tontonan film," kata dia.