Ahad 07 Apr 2024 06:15 WIB

Anak Obesitas Lebih Berisiko Kena Multiple Sclerosis Ketika Dewasa

Risiko multiple sclerosis di usia dewasa meningkat pada anak obesitas.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi sedang ditimbang berat badannya. Anak obesitas berisiko mengalami multiple sclerosis saat dewasa.
Foto:

Mayo Clinic mengungkapkan bahwa multiple sclerosis adalah penyakit yang mengenai otak dan sistem saraf pusat. Multiple sclerosis terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang selubung pelindung (myelin) yang melapisi serabut saraf.

Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya masalah komunikasi antara otak dan bagian tubuh lainnya. Seiring berjalannya waktu, multiple sclerosis bisa menyebabkan terjadinya kerusakan permanen dan kemerosotan serabut saraf.

Gejala-gejala multiple sclerosis bisa berbeda pada setiap pasien. Gejalanya akan tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan serabut saraf yang rusak di sistem saraf pusat.

Kepala penelitian dari MS Society, Dr Clare Walton, menyatakan bahwa penyebab terjadinya multiple sclerosis belum benar-benar diketahui. Meski begitu, kejadian multiple sclerosis kemungkinan besar dipicu oleh kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan, seperti riwayat infeksi virus dan kadar vitamin D yang rendah.

"Kita tahu merokok atau dikategorikan obesitas secara medis juga memainkan peran, tetapi kondisi-kondisi ini tak bisa berperan sendirian dalam menyebabkan terjadinya multiple sclerosis pada seseorang," ujar Dr Walton.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement