Winastra mengungkapkan, di saat wisatawan domestik semakin sedikit yang menggunakan biro perjalanan wisata, wisatawan internasional tidak menunjukkan fenomena serupa. Sekitar 50 persen turis asing masih menggunakan jasa agen wisata.
Menurut Winastra, ketika menggunakan bantuan media sosial, internet, dan transportasi daring, tak sedikit turis asing yang kesulitan di jalan. Terkadang, wisatawan asing justru menyesal karena objek yang dituju tidak sesuai harapan mereka.
"Kalau wisatawan mengandalkan internet, ketika ada sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi akan ribut-ribut, ini memberi dampak negatif terhadap destinasi, sedangkan jika ada agen lokal kita bisa mencari solusi ketika produk dirasa kurang sesuai," ujar Winastra.
Alasan lain berkurangnya minat wisatawan menggunakan biro perjalanan wisata diduga karena sempat terjadi kemacetan pada akhir 2023 lalu. Wisatawan pun memutuskan mengeksplorasi tempat yang tidak ramai dan membuat jadwal sendiri.