Sabtu 20 Apr 2024 17:25 WIB

Musik, Meditasi, dan Dedikasi Ajing Zhaa Lestarikan Instrumen Tiup Tradisional Cina

Setiap lagu dan aransemen yang diciptakannya selalu mempunyai latar belakang cerita.

Red: Ani Nursalikah
Ajing Zhaa tampil dalam Spring Melody Concert yang digelar di gedung Beijing Language and Cultural Center for Diplomatic Mission, Beijing, Cina, Kamis (18/4/2024) malam.
Foto:

Rangsangan imaji sepertinya membuat musik gubahan Ajing lebih cepat menyerap dan mungkin menyentuh ruang emosional pendengar. Dalam konsernya malam itu, Ajing membawakan setidaknya 11 gubahan musik.

Beberapa di antaranya menggunakan lirik. Sementara yang lainnya hanya berupa aransemen.

Setiap lagu dan aransemen yang diciptakannya selalu mempunyai latar belakang cerita. Misalnya, lagu berjudul “Echoes of the Earth”.

photo
Ajing Zhaa tampil dalam Spring Melody Concert yang digelar di gedung Beijing Language and Cultural Center for Diplomatic Mission, Beijing, Cina, Kamis (18/4/2024) malam. - (Republika/Kamran Dikarma)

Ajing menciptakan lagu tersebut untuk menceritakan pengalaman masa mudanya yang sangat takut dengan guntur. Belakangan, dia menganggap bahwa petir atau guntur adalah detak jantung bumi.

“Saya berharap semua orang di sini dapat memejamkan mata dan membayangkan kita kembali sebelum kelahiran kita, mendengarkan detak jantung ibu kita,” kata Ajing sesaat sebelum memainkan lagu tersebut.

Sekilas tentang Ajing Zhaa...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement