Rabu 24 Apr 2024 20:07 WIB

Bocil Kecanduan Gim Sampai Tantrum, Problemnya Ada di Pengasuhan atau Gimnya?

Kemenkominfo tengah mempertimbangkan rekomendasi pemblokiran gim daring ini.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Logo Kemenkominfo
Foto:

Cara Meregulasi Emosi Anak

Mayang menjelaskan, anak tidak terlahir mampu meregulasi emosi secara tiba-tiba. Anak pasti terlebih dulu melihat orang tua maupun lingkungannya.

Di usia tertentu, ada anak-anak pintar melihat situasi. Dia merasa bisa memengaruhi orang tua atau istilahnya 'memanipulasi' lingkungan.

"Maka perlu hati-hati sebagai ortu. Misalnya, ketika anak menangis itu karena hanya kecewa, atau agar mendapatkan sesuatu," ujar dia.

Dari usia balita, anak sudah harus diajarkan bagaimana menahan diri, menunda keinginan. Itu tidak berkembang dalam satu atau dua hari.

Jika terjadi pelonggaran-pelonggaran kontrol dari ortu terhadap anak dan terjadi bertahun-tahun, bukan tidak mungkin ketika SD sampai SMP, sifat anak menetap dan jadi agresif. Mayang mencontohkan kasus anak SMP yang meminta motor ninja, tetapi diberi motor matic dan malah merusaknya.

Ini menandakan bahwa meregulasi emosi tidak berkembang hanya dalam satu atau dua malam, melainkan sudah dari kecil. Lihat polanya apakah anak bisa menahan diri atau tidak?

Kembali lagi orang tua bertugas bukan hanya mendidik. Ortu perlu melindungi, menjaga, dan jika sesuatu itu dirasa tidak perlu buat anak, maka ortu tidak perlu memberikannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement