Reaksi Imunisasi
Setelah anak diimunisasi ada beberapa gejala reaksi yang dialami oleh anak Anda. Yaitu, reaksi terhadap imunisasi baru-baru ini (vaksin), sebagian besar merupakan reaksi di lokasi suntikan (seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan), dan reaksi umum (seperti demam atau rewel) juga bisa terjadi.
Dilansir Seattle Children, reaksi terhadap vaksin ini tercakup virus cacar air (varicella), Virus Covid-19, DTaP (difteri, tetanus, pertusis, Hemophilus influenzae tipe b, virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus papiloma manusia, virus influenza, MMR (campak, gondongan, rubella), meningokokus, virus polio, pneumokokus, rotavirus, TBC (vaksin BCG).
Ada empat gejala reaksi vaksin. Pertama reaksi lokal. Lokasi suntikan dapat mengalami pembengkakan, kemerahan, dan nyeri. Paling sering, gejala-gejala ini dimulai dalam waktu 24 jam setelah suntikan. Mereka paling sering bertahan tiga sampai lima hari. Dengan vaksin DTaP, bisa bertahan hingga tujuh hari
Kedua, demam. Demam pada sebagian besar vaksin dimulai dalam waktu 24 jam dan berlangsung satu hingga dua hari.
Ketiga, reaksi tertunda. Dengan suntikan MMR dan cacar air, demam dan ruam bisa terjadi. Gejala-gejala ini dimulai kemudian. Biasanya dimulai antara satu dan empat pekan.
Keempat, anafilaksis. Reaksi alergi yang parah sangat jarang terjadi mereka mulai dalam waktu 20 menit. Kadang-kadang dapat terjadi hingga dua jam setelah penyuntikan. Para petugas kesehatan yang memberikan vaksin tahu bagaimana menangani reaksi-reaksi ini.