Mitra di firma hukum Leigh Day yang mewakili penggugat, Sarah Moore, menuduh AstraZeneca menggunakan taktik penundaan respons terhadap para korban.
"Sangat disayangkan tampaknya AZ, Pemerintah, dan pengacara mereka lebih tertarik untuk memainkan permainan strategis dan mengeluarkan biaya hukum daripada terlibat secara serius terhadap dampak buruk yang ditimbulkan oleh vaksin AZ terhadap kehidupan klien kami,” ujar Moore.
Pengakuan tersebut dapat mengarah pada pembayaran kompensasi kepada korban TTS berdasarkan kasus per kasus. Namun, pembayaran tersebut kemungkinan akan dibiayai oleh pembayar pajak, sesuai dengan perjanjian ganti rugi yang dibuat antara AstraZeneca dan pemerintah selama masa awal pandemi Covid-19.
Kasus TTS yang terkait dengan vaksin AstraZeneca pertama kali diidentifikasi oleh pejabat kesehatan di Eropa pada awal Maret 2021, terpaut beberapa bulan setelah vaksin tersebut mulai digunakan di Inggris. Meskipun kasus-kasus ini sangat langka, pembatasan penggunaan vaksin AstraZeneca telah diterapkan di berbagai negara.
Dalam beberapa bulan terakhir, vaksin Covid-19 lainnya, seperti yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna, telah menjadi pilihan utama di beberapa negara, sehingga mengurangi penggunaan vaksin AstraZeneca. Meskipun demikian, vaksin tersebut tetap dianggap efektif dalam melawan Covid-19 dan telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia.