Ahad 05 May 2024 08:26 WIB

Derita Ankylosing Spondylitis, Tubuh Pemuda China 'Tertekuk' Menyerupai Huruf Z

Tulang punggung pemuda asal China melipat ke belakang 180 derajat.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pemuda 19 tahun asal China, Jiang Yanchen, dijuluki pria bertubuh terlipat karena menderita kondisi tulang belakang yang membuat tubuhnya terlipat dan menyerupai bentuk Z.
Foto: Dok YouTube / South China Morning Post
Pemuda 19 tahun asal China, Jiang Yanchen, dijuluki pria bertubuh terlipat karena menderita kondisi tulang belakang yang membuat tubuhnya terlipat dan menyerupai bentuk Z.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pemuda 19 tahun asal China, Jiang Yanchen, dijuluki "pria bertubuh terlipat" karena menderita kondisi tulang belakang yang membuat tubuhnya terlipat dan menyerupai bentuk Z. Jiang telah dan akan menjalani serangkaian operasi supaya dapat menegakkan tubuhnya.

Berasal dari Provinsi Shandong, Jiang menderita ankylosing spondylitis sejak duduk di sekolah dasar. Penyakit itu membuat tulang belakang dan area tubuh lain mengalami peradangan. Kasus Jiang termasuk kasus yang sangat parah dan jarang terjadi.

Baca Juga

Pasalnya, kondisi tersebut menyebabkan tulang punggung Jiang melipat ke belakang pada sudut 180 derajat. Jiang pun sulit berjalan, makan, dan bahkan bernapas, karena kapasitas paru-parunya hanya 20 persen dari kapasitas paru-paru orang dewasa yang sehat.

Jiang menjalani dua operasi berisiko tinggi pada Mei 2023 dan Agustus 2023. Keduanya berhasil, walau sempat membuat Jiang berada dalam kondisi kritis. Kepala dokter di Departemen Ortopedi di Rumah Sakit Universitas Peking, Wang Yu, menjelaskan proses operasi tersebut.

"Kami mematahkan tulang belakang lehernya, meregangkannya, dan kemudian menstabilkannya dengan sebuah rangka. Rangka itu tetap berada di tubuhnya selama proses tersebut," ujar Wang Yu, dikutip dari laman The Sun, Ahad (5/5/2024).

Rangka itu termasuk 'cincin' di kepala dan penyangga yang memanjang hingga ke tulang punggungnya. Tahap selanjutnya adalah melonggarkan rangka dan meluruskan tulang belakang bagian demi bagian. Tim dokter menguncinya, melonggarkannya, lalu terus mengulangi langkah-langkah tersebut.

Setelah operasi pertama, Jiang dipindahkan ke unit perawatan intensif rumah sakit. Dokter khawatir dia kemungkinan mengalami cedera saraf, karena dia mengalami kesulitan menggerakkan anggota tubuhnya. Jiang bercerita bahwa dia menyadari tidak bisa bergerak di pagi hari setelah operasi pertama.

Ibu Jiang, Yu Meiying, mengatakan kepada wartawan bahwa putranya terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa setelah operasi. "Anak saya sangat menderita. Bayangkan, hanya mata dan mulutmu yang bisa bergerak, tapi kamu tidak bisa berbicara," kata Yu Meiying.

Menurut dokter Wang Yu, saraf di tulang belakang Jiang mengalami kesulitan mengikuti perubahan bentuk tulang belakangnya. Itu karena sarafnya telah beradaptasi dengan bentuk tubuhnya yang terlipat.

Jiang berhasil melewati  operasi kedua yang memiliki risiko besar bahaya gagal jantung. Kini, tulang punggungnya ada di posisi 90 derajat, bukan 180 derajat.

Jiang akhirnya bisa melihat dengan jelas orang-orang yang berhadapan dengannya dan sekarang bisa duduk di kursi. Dia bisa berdiri selama lebih dari 10 menit pada upaya pertamanya, lebih dari satu jam pada hari kedua mencobanya, meski selanjutnya tubuhnya bergetar hebat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement