AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @chefsosman, Elsayed Osman Hassan, telah menimbulkan kontroversi di media sosial sejak Maret lalu. Dalam video tersebut, tampak seseorang membuka kotak sepatu berisi Air Force 1 putih, yang di sisinya terdapat dua pita biru dan bendera Bintang Daud Israel.
Dalam postingan-nya, Osman menyebut bahwa dengan meluncurkan sepatu berbendera Israel itu, Nike sama saja dengan menantang semua pendukung Palestina. Dia menyatakan bahwa Nike telah mengirimkan sepatu khusus untuk pemukim Israel, yang menurutnya mendukung pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, termasuk anak-anak dan perempuan.
Osman kemudian mengatakan bahwa tindakan Nike ini akan memicu boikot tingkat berikutnya. Ia mengutip kasus sebelumnya di mana perusahaan-perusahaan seperti Starbucks dan McDonald's telah menjadi sasaran boikot akibat isu-isu serupa.
View this post on Instagram
Lebih lanjut, Osman menyebut bahwa fokus boikot terutama ditujukan kepada perusahaan yang secara terang-terangan mendukung genosida, seperti yang dilakukan oleh McDonald's dalam sebuah iklan terkait dengan bendera Israel. Dia memperingatkan bahwa Nike akan menjadi target selanjutnya dari gerakan boikotnya, dan meminta dukungan dari masyarakat untuk menentang tindakan yang dianggapnya sebagai bentuk dukungan terhadap genosida.
"Nike akan melampaui mereka di atas Starbucks dan di atas McDonald's," kata Osman melalui akun Instagram @chefsosman.
Sementara itu, Reuters melakukan pemeriksaan fakta bahwa Nike Air Force 1 dengan bendera Israel tersebut dikustomisasi oleh seniman. Reuters tidak dapat menemukan desain seperti itu di situs resmi Nike.
Nike telah memberikan pernyataan kepada Reuters bahwa sepatu dengan desain tersebut bukanlah produk resmi dari Nike. Dalam cuplikan video yang beredar, terlihat stiker "PNT by Ray" pada kemasan sepatu tersebut saat dikeluarkan dari kotaknya.
PNT by Ray adalah seorang seniman yang melakukan kustomisasi pakaian dan aksesori. Dia membuat berdasarkan permintaan pelanggan.