Rabu 29 May 2024 11:47 WIB

Mengenal Penyakit Parkinson dan Cara Menanganinya

Dokter mengatakan 15 persen penyakit parkinson dipengaruhi faktor genetik.

Red: Friska Yolandha
Penyakit parkinson. Dokter mengatakan 15 persen penyakit parkinson dipengaruhi faktor genetik.
Foto: care2
Penyakit parkinson. Dokter mengatakan 15 persen penyakit parkinson dipengaruhi faktor genetik.

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA -- Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang terjadi sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan hingga 30 persen. Namun, seiring berjalannya waktu dan umur seseorang, penuaan sistem saraf mengalami kemunduran dan bisa terjadi mulai usia 50, 40, bahkan 30 tahun.

Dokter spesialis saraf RS Siloam Lippo Village Tangerang dr Rocksy Fransisca V SitumeanG, mengutip Ted Dawson, Director of the Institute for Cell Engineering John Hopkins Medicine, menjelaskan bahwa secara teori, sebesar 15 persen penyakit parkinson dipengaruhi faktor genetik. "Namun, dengan pemahaman secara medis yang semakin baik mengenai pengaruh genetik dalam penyakit parkinson, genetik dapat menjadi faktor yang bisa menurunkan penyakit parkinson,” ujar dr Rocksy, belum lama ini.

Baca Juga

Gejala, perawatan dan pola hidup

Menurut dr Rocksy, gejala parkinson disingkat TRAP yaitu tremor, rigidity (kaku), akinesia (gerakan lebih lambat) dan postural instability (ketidakstabilan postur). Ada juga gejala secara non-motorik, seperti susah tidur, gangguan penciuman, gangguan buang air besar, dan susah menelan.

Jika terkena parkinson, segeralah hubungi dokter spesialis saraf untuk pengecekan lebih lanjut. Pemberian obat-obatan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Pasien parkinson membutuhkan latihan rutin untuk melatih gerak otot agar tidak mengalami kekakuan.

"Parkinson merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah namun kita dapat meminimalkan seseorang tersebut terkena parkinson dengan memperbaiki pola hidup kita,” ujar dr Rocksy.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menyebutkan bahwa konsumsi makanan bergizi, cukup air mineral, buah dan sayur (tanpa pestisida), serta lingkungan yang bersih dapat meminimalisasi parkinson. Tingkat stres pun memengaruhi seseorang terkena parkinson. Oleh karena itu, perlu untuk terus mengontrol emosi dan menghindari hal-hal yang dapat memicu naiknya stres.

Jenis pengobatan

Terdapat tiga jenis pengobatan yang dapat digunakan untuk pasien parkinson, melalui obat-obatan, terapi fisik, dan metode operasi. Obat-obatan menjadi metode utama dalam mengelola parkinson. Dokter dapat meresepkan berbagai macam obat yang bertujuan untuk mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Fisioterapi menjadi bagian penting dalam manajemen parkinson. Terapis fisik akan bekerja sama dengan pasien untuk mengembangkan program latihan khusus guna meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi gerakan. Latihan conditioning dan keseimbangan dapat membantu pasien meningkatkan kemampuan bergerak dan mengurangi risiko jatuh.

Ada juga prosedur bedah Deep Brain Stimulation (DBS) untuk mengurangi gejala parkinson yang tidak terkontrol dengan obat-obatan. Proses itu melibatkan penanaman elektroda tipis ke dalam area otak yang bertanggung jawab pada kontrol gerakan.

Obat-obatan dapat....

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement