Jenis obat dan terapi
Dokter spesialis saraf di RS Siloam Kebon Jeruk dr Frandy Susatia menjelaskan jenis obat dan terapi untuk penderita parkinson. Menurut dia, obat-obatan dapat meningkatkan atau menggantikan dopamin dalam tubuh.
Jenis obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter antara lain Antikolinergik untuk mengurangi tremor, Levodopa untuk menangani gangguan gerak tubuh dan tremor, serta Agonis Dopamin untuk menggantikan fungsi dopamin di dalam otak.
Adapun jenis terapi yang dianjurkan antara lain fisioterapi, terapi wicara, psikoterapi, hingga terapi okupasi.
Teknologi bantu penderita parkinson
"Saat ini sudah menjadi sebuah tren penggunaan wearable device seperti jam tangan yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengatur kebutuhan seseorang dalam sehari-hari,” ujar dr Frandy.
Jam tangan dapat mengontrol waktu tidur, istirahat cukup, pengingat jadwal konsumsi obat, kinatometer penghitung banyak getaran yang dialami untuk membantu dan mengontrol penderita parkinson.
Selain penggunaan wearable device, ia juga menjelaskan sedikit mengenai Deep Brain Stimulation (DBS) yang berfungsi untuk mencegah keparahan penderita parkinson. Menurut dia, DBS dilakukan pada tahap awal saat seseorang menderita parkinson agar penyakit tersebut tidak bertambah parah.
"Jika DBS dilakukan pada pasien tingkat lanjut parkinson, terdapat risiko tinggi dalam operasi, kualitas hidup pasien juga sudah menurun (tidak bisa bergerak, tidak bisa menelan),” tambah dr Frandy.
Ia menjelaskan, ada tiga tujuan DBS antara lain mengurangi komplikasi motorik, mengurangi dosis obat yang dikonsumsi, dan mengatasi tremor.
Pada umumnya, perawatan parkinson memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan kerja sama antara dokter, terapis fisik, terapis okupasi, serta tim medis yang komprehensif.
Setiap pasien parkinson memiliki kebutuhan khusus, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang memiliki spesialisasi pengobatan parkinson untuk menentukan strategi pengobatan terbaik sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.