Gambaran di film tersebut memantik kontroversi di jagat maya. "Setelah semua pengeboman, pembunuhan, dan teror yang dilakukan AS di Timur Tengah, Anda masih memiliki keberanian untuk menampilkan orang Arab sebagai teroris?! Sikap rasis Anda sangat memalukan," tulis salah satu pengguna di X.
"Islamofobia dan Orientalisme telah begitu menyatu dalam produksi media dan Hollywood, yang merupakan oksigen yang mengisi peluru-peluru dalam senjata dan bom yang akan dijatuhkan dalam kehidupan nyata pada orang-orang Arab dan Muslim yang tidak bersalah di seluruh dunia," kata akademisi Hatem Bazian, dilansir laman Middle East Eye, Kamis (27/6/2024).
"Kita hidup dalam imajinasi sosial Islamofobia yang menjadikan film-film rasis seperti ini sebagai standar bagaimana orang Palestina, Arab, dan Muslim direpresentasikan,” kata pengguna X lainnya.
Beberapa pengguna juga membandingkan adegan pembuka dengan apa yang dikenal sebagai pembantaian Nuseirat-serangan Israel ke kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada awal Juni dalam operasi penyelamatan untuk membebaskan empat tawanan Israel. Lebih dari 270 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 600 lainnya terluka oleh pasukan Israel dalam serangan tersebut, di mana setidaknya 250 serangan udara menghujani kamp pengungsi tersebut selama tiga jam.
Pada saat itu, Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Tepi Barat dan Gaza, mengatakan bahwa pasukan Israel dengan liciknya bersembunyi di dalam truk bantuan untuk melakukan serangan tersebut. "Ini adalah kamuflase kemanusiaan pada tingkat yang berbeda," kata dia.
Selanjutnya...