AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Founder sekaligus CEO Halal Corner, Aisha Maharani, menanggapi masalah penyelenggaraan festival makanan non-halal di Solo yang sempat dihentikan karena diprotes organisasi masyarakat. Menurut dia, festival makanan semacam itu seharusnya tidak dipermasalahkan atau diprotes.
“Menurut saya enggak perlu diprotes. Karena memang di Indonesia itu kan ada banyak yang menganut agama selain Islam. Jadi harus dihargai juga,” kata Aisha saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (5/7/2024).
Namun demikian, menurut Aisha, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak penyelenggara festival makanan non-halal. Pertama, penyelenggara harus memberi jaminan produk, makanan, dan hal-hal lain yang non-halal tidak mengontaminasi masyarakat Muslim di sekitar acara.
Kedua, jika acara sudah selesai, maka venue yang digunakan harus dibersihkan lagi sesuai dengan syariat Islam. Aisha menjelaskan, hal ini perlu dilakukan agar masyarakat Muslim tidak terkontaminasi najis.
“Kalau dari saya, penyelenggara harus memastikan agar tidak mengontaminasi masyarakat Muslim saja. Terus dibersihkan lagi sesuai dengan syariat Islam, karena babi itu di Islam memang najis. Jadi harus dipastikan venue tersebut bersih lagi dari najis,” kata Aisha.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada umat Islam untuk tidak menjajal kuliner di festival non-halal tersebut. “Buat orang Islam yang pasti jangan dateng, karena memang itu jajanan kuliner yang tidak halal menurut agama,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Festival Kuliner Pecinan Nusantara Nonhalal yang diselenggarakan di Solo Paragon Mall, sempat dihentikan sementara imbas diprotes oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS). Festival tersebut seharusnya dimulai pada Rabu (3/7/2024), namun akhirnya dibuka terbatas pada Kamis (4/7/2024). Area acara tersebut juga kini ditutup dengan kain hitam.
Dewan Syariah Kota Solo (DSKS) lantas menegaskan tak pernah meminta festival kuliner non-halal atau Festival Kuliner Pecinan Nusantara untuk tutup atau dibatalkan. Humas DSKS Endro Sudarsono menjelaskan, dalam surat imbauan dan pernyataan sikap yang dirilis pada tanggal 3 Juli 2024 secara jelas dan gamblang DSKS tidak pernah meminta agar acara Festival Kuliner Non Halal di Solo Paragon dibatalkan atau ditutup.
"DSKS hanya menyikapi bentuk promosi vulgar, mencolok dan massif sehingga mengakibatkan banyaknya reaksi dan keresahan masyarakat Solo dan sekitarnya khususnya umat Islam," katanya.
Endro menjelaskan dalam imbauan dan pernyataan sikap tersebut DSKS berusaha untuk menjaga dan mengedukasi umat Islam agar tidak terjebak. "Mengingat besarnya dosa yang akan ditanggung seorang muslim akibat mengonsumsi makanan haram," kata dia.