Studi ini juga mengungkapkan keinginan kuat dari generasi Z untuk mengubah pengalaman mereka di media sosial. Sebanyak 62 persen berharap dapat “mengatur ulang” feed media sosial mereka dan memulai dari awal.
Lebih dari setengahnya (53 persen) mengungkapkan rasa frustasi terhadap ketidakselarasan konten dengan minat mereka. Selain itu, 54 persen percaya bahwa mereka memiliki kendali terbatas atau tidak memiliki kendali atas konten yang mengisi feed mereka, dengan hanya 16 persen yang mengklaim memiliki kendali penuh.
Namun, tidak semua pengalaman mereka di media sosial bersifat negatif. Empat dari lima responden (80 persen) mengasosiasikan media sosial dengan dampak positif pada suasana hati mereka.
Komedi (65 persen), video hewan (48 persen), postingan yang berhubungan dengan kecantikan (40 persen), dan video lelucon (34 persen) adalah beberapa jenis konten yang mampu meningkatkan suasana hati.
Bahkan dua pertiga pengguna mengatakan media sosial telah mengubah hari yang buruk menjadi hari yang baik, dan 44 persen percaya bahwa media sosial berdampak positif pada pandangan hidup mereka. Ke depannya, 38 persen Gen Z optimistis tentang potensi media sosial dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap kesehatan mental mereka.
Giagrande menyatakan algoritma memainkan peran penting dalam konten yang pengguna lihat di media sosial. Namun menurut dia, ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan orang untuk 'mengatur ulang' feed agar lebih banyak konten positif yang muncul.
“Ketika Anda menemukan konten yang membuat Anda tersenyum, berikan perhatian ekstra. Berikan 'Like' dan berikan komentar. Memberikan interaksi pada postingan tersebut dapat membantu menginspirasi lebih banyak postingan positif seperti itu untuk muncul di feed Anda,” kata Giagrande.
Sumber: Study Finds