4. The Agony and the Ecstasy (rating 7,2)
The Agony and the Ecstasy adalah film drama sejarah Amerika Serikat yang dirilis pada 1965 dan disutradarai oleh Carol Reed. Film ini dibintangi Charlton Heston sebagai Michelangelo dan Rex Harrison sebagai Paus Julius II.
Sinema ini mengisahkan tentang perjuangan Michelangelo, seorang seniman Italia dalam menyelesaikan lukisan langit-langit Kapel Sistina atas perintah Paus Julius II. Film ini menyoroti konflik antara seorang seniman visioner dan seorang pemimpin ambisius, yang keduanya memiliki kepribadian kuat dan keinginan yang tak tergoyahkan.
Michelangelo, yang pada awalnya lebih tertarik pada patung, merasa dipaksa untuk melukis langit-langit kapel yang luas. Ia berjuang dengan tekanan waktu, tuntutan Paus, dan keraguan dirinya sendiri. Film ini menggambarkan dengan detail proses kreatif Michelangelo yang melelahkan dan penuh penderitaan, mulai dari persiapan hingga penyelesaian lukisan yang monumental itu.
Konflik antara Michelangelo dan Paus Julius II menjadi inti dari cerita. Paus yang ambisius ingin meninggalkan warisan abadi melalui seni, sementara Michelangelo lebih tertarik pada ekspresi artistik yang murni. Perbedaan pandangan mereka sering kali memicu pertengkaran dan ketegangan, namun keduanya juga saling membutuhkan. Paus memerlukan seorang seniman jenius untuk mewujudkan visinya, sementara Michelangelo membutuhkan dukungan dan sumber daya dari Paus untuk menyelesaikan proyek ambisiusnya.
5. Saving Grace (rating 7,0)
Saving Grace adalah film komedi-drama tahun 1986 yang disutradarai oleh Robert M Young dan dibintangi oleh Tom Conti, Giancarlo Giannini, dan Edward James Olmos. Film ini berdasarkan novel karya Celia Gittelson dengan skenario oleh Richard Kramer dan David S Ward.
Film itu berkisah tentang seorang paus muda (dibintangi oleh Tom Conti). Setahun setelah terpilih, seorang paus muda mulai merindukan kehidupan sederhana sebagai seorang pendeta, di mana ia bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dalam sebuah audiensi, ia bertemu dengan seorang gadis muda tuli bisu yang berasal dari desa kecil tanpa seorang pun pendeta.
Terdorong rasa empati, Paus memutuskan untuk mengunjungi desa tersebut secara diam-diam. Tanpa sengaja, ia tertinggal di luar Vatikan dan harus mencari cara untuk mencapai desa itu. Dengan menyamarkan identitasnya menggunakan janggut palsu, Paus memulai perjalanan menuju desa yang miskin dan kehilangan semangat komunitasnya.
Sesampainya di desa, Paus menyadari bahwa masalah utama yang dihadapi warga adalah sistem saluran air yang rusak parah. Namun, ia juga melihat bahwa semangat gotong royong dan kemandirian masyarakat telah luntur. Dengan bantuan beberapa anak yatim piatu yang cerdas, Paus memulai proyek perbaikan saluran air.
Upaya Paus ini tidak berjalan mulus. Ia menghadapi kecurigaan dari penduduk setempat, terutama dari Ciolino (diperankan oleh Edward James Olmos), seorang preman yang keuntungannya bergantung pada ketergantungan desa pada pihak luar. Ciolino berusaha menghentikan proyek Paus dan mempertahankan status quo.