AMEERALIFE.COM, SURABAYA -- Masyarakat diimbau lebih mengenali kondisi diri sebelum melakukan olahraga berat. Menurut pakar kedokteran olahraga dr Andhika Raspati, Sp.KO., mengatakan hal itu penting agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan, salah satunya cedera.
"Sekarang ini olahraga sudah menjadi tren dan gaya hidup sebagian warga kota besar, terutama olahraga lari, bersepeda, bulu tangkis, dan golf. Tentu bagus-bagus saja melakukan aktivitas olahraga, tetapi harus diingat juga kemampuan dirinya," kata dr Dhika, sapaan akrabnya, di Surabaya, Sabtu (21/9/2024).
Ia mengatakan tidak sedikit di antara para pegiat olahraga pemula yang berlatih keras layaknya seorang atlet, padahal itu keliru. Atlet berlatih dua kali sehari, pagi dan sore, kemudian siangnya istirahat.
"Mereka yang bukan atlet kan harus bekerja di kantor, tidak istirahat siang, terus malam olahraga, kapan tubuhnya istirahat," ujar dr Dhika di sela peresmian klinik olahraga dan rehabilitasi medik hasil kerja sama Welspro Sport Clinic & Performance dengan Rumah Sakit Ciputra Surabaya.
Pria yang menjadi anggota Tim Kesehatan Kontingen Indonesia pada Olimpiade 2024 Paris itu menambahkan aktivitas olahraga yang terlalu dipaksakan dan tidak sesuai kemampuan fisik justru bisa mengakibatkan cedera, bahkan hingga kematian. Ia mencontohkan sering kali ditemukan ada anggota komunitas merasa ingin mencapai hasil yang sama dengan anggota lainnya, meskipun menyadari ada perbedaan kemampuan diri maupun kualitas dan jenis alat-alat yang digunakan selama berolahraga.
"Di komunitas sepeda, misalnya, itu mereka suka jalan rombongan, padahal sepedanya berbeda-beda. Ada yang frame-nya enteng, ada yang berat. Padahal kondisi orang juga beda-beda, mungkin ada yang enggak sehat-sehat banget dan mereka dipaksa selalu bareng. Kalau ketinggalan bisa diledek, akhirnya dia enggak mau kalah dan memaksakan diri, makanya kemudian banyak yang collaps," jelasnya.
Dari sejumlah kasus itu, lanjut Dhika, Welspro bersama RS Ciputra Surabaya membuka layanan bidang kesehatan dan olahraga bagi masyarakat, baik secara individu maupun kelompok (komunitas atau perusahaan), di antaranya layanan pemeriksaan kebugaran, rehabilitasi cedera, hingga program kebugaran medik.
"Kami menyiapkan layanan komprehensif dengan dukungan kolaborasi tim dokter berbagai disiplin ilmu ditunjang peralatan kesehatan serta kedokteran modern. Ada spesialis orthopedi, kedokteran olahraga, fisioterapi, spesialis gizi hingga ke depan disiapkan pelatih profesional," tambah Direktur RS Ciputra Surabaya dr Siska Sindhuatmadja.
Dia menambahkan layanan ini tidak hanya untuk orang sakit atau cedera, tetapi juga masyarakat yang kondisinya sehat dan ingin terus menjaga kondisinya tetap bugar melalui program olahraga yang terukur. Presiden Direktur Welspro Clinic Dr Agus Chairul Anab, Sp.BS., menambahkan selama dua tahun membuka layanan pertama di Jakarta, pihaknya sudah menangani sejumlah perusahaan dalam menyiapkan program wellness dan olahraga bagi karyawannya, termasuk juga melayani atlet profesional.
"Awalnya kita asesmen dulu, terus disiapkan programnya yang sesuai buat karyawan. Jika karyawan kondisinya sehat dan bugar, tentu akan berdampak terhadap anggaran kesehatan perusahaan," kata Dokter Aca, sapaan karibnya.
Sementara itu, dokter spesialis orthopedi dan traumatologi RS Ciputra Surabaya Dr. dr. Edi Mustamsir, Sp.OT(K) mengingatkan para pelaku olahraga yang mengalami masalah kesehatan atau cedera untuk berkonsultasi dengan ahlinya agar kondisinya tidak semakin parah. "Kalau memang cederanya perlu tindakan operasi, ya harus operasi agar hasilnya maksimal. Ada juga cedera yang penyembuhannya lewat fisioterapi tanpa perlu operasi. Semua dikonsultasikan dengan ahlinya," katanya.