Senin 28 Oct 2024 15:57 WIB

Dari Pesantren ke Layar Lebar, Ketika Santri Garap Film Islami Berkualitas

Festival Film Santri akan diselengarakan pada 2025.

Red: Qommarria Rostanti
Para santri menonton film-film hasil Workshop Pengarsipan dan Produksi Film Festival Film Santri yang diputar pada program Misbar Santri pada 22 Oktober 2024.
Foto: Dok. Festival Film Santri
Para santri menonton film-film hasil Workshop Pengarsipan dan Produksi Film Festival Film Santri yang diputar pada program Misbar Santri pada 22 Oktober 2024.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Festival Film Santri memulai langkah awal dengan mengaktivasi program-program seperti Workshop Pengarsipan dan Produksi Film, Workshop Kritik dan Kuratorial film, Misbar Santri, dan Santri Keliling. Festival yang akan diselenggarakan pada 2025 ini merupakan festival film di Indonesia yang fokus pada perkembangan sinema dan dunia Islam. 

Sebelumnya Festival Film Santri telah menggelar rangkaian program workshop di lima pondok pesantren di Jawa Timur. Workshop Pengarsipan dan Produksi Film diawali dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan pada 22-24 Agustus 2024, yang kemudian secara berurutan dilaksanakan di Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan (30 Agustus-1 September), An Nur II Malang (6-8 September), Lirboyo Kediri (28-30 September), dan Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo (4-6 Oktober).

Baca Juga

Film-film hasil workshop diputar secara mandiri melalui program Misbar Santri yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, An Nur II Malang, dan Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo pada puncak perayaan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2024. Film-film hasil Workshop Pengarsipan dan Produksi Film Festival Film Santri yang diputar pada program Misbar Santri ditonton oleh 27 ribu lebih penonton yang tersebar di tiga pondok pesantren.

“Alhamdulillah di pondok pesantren kami (Pondok Pesantren Sidogiri) sudah dilakukan misbar atau program screening, ke depan harapannya semakin banyak santri yang membuat film sebagai usaha untuk menyampaikan peran-peran penting pesantren, kiai, dan santri dalam praktik keindonesiaan kita, serta sebagai media dakwah populer,” ujar salah peserta workshop dari Pondok Pesantren Sidogiri yang juga sutradara film Meja Perpustakaan Fatihin Husni dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Senin (28/10/2024).

Selanjutnya rangkaian program Festival Film Santri dilanjutkan dengan Workshop Kritik dan Kuratorial Film, Pemutaran Film dan Santri’s Talk, yang diselenggarakan di Universitas Airlangga pada 25 Oktober 2024. Direktur Program Festival Yogi Ishabib mengatakan rangkaian program ini merupakan apresiasi terhadap karya-karya yang dibuat oleh santri selama proses Workshop Pengarsipan dan Produksi Film berlangsung.

"Sebelumnya Misbar Santri dilakukan di pondok pesantren, kemudian karya-karya santri akan diputar di ruangruang publik agar mendapat apresiasi lebih luas,” kata dia.

Rangkaian acara puncak Festival Film Santri ini merupakan program yang sifatnya inklusif dan dilakukan secara kolaboratif antara Documena, Air Mineral Santri, Toko Basmalah bersama Departemen Komunikasi FISIP Universitas Airlangga, Peeping Comm, serta didukung oleh Republika TV, TV9, Suara Merdeka, Media Pondok Jawa Timur, dan Nawaning Nusantara.

“Kami harap Festival Film Santri tidak hanya menjadi ajang perayaan semata, tetapi juga sebagai sarana belajar sekaligus menjaga tali silaturahim antara pesantren dengan dunia di luar pesantren serta menjadi ruang tumbuh bersama bagi insan-insan kreatif yang tak pernah

lelah berkarya melalui film,” ujar Direktur Festival Film Santri, Agoes Sam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement