Ia mengatakan terdapat dua jenis stroke yakni stroke iskemik akibat penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah, dan stroke hemoragik yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Stroke iskemik merupakan tipe yang paling umum, mencakup 87 persen dari total kasus stroke.
Faktor risiko stroke terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia di atas 55 tahun, jenis kelamin (lebih sering pada pria), ras, faktor genetik, serta riwayat stroke sebelumnya. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, serta pola makan tidak sehat.
Gejala stroke umumnya datang tiba-tiba, seperti kelemahan pada salah satu sisi tubuh, kesulitan bicara, gangguan penglihatan, pusing, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, hingga kesulitan menelan. Jika gejala-gejala itu muncul mendadak, tindakan segera yang sangat dianjurkan adalah menuju rumah sakit.
Selain itu, dokter menekankan bahwa aktivitas fisik secara rutin dapat menurunkan risiko stroke hingga 25 persen. Misalnya, cukup dengan olahraga 30 menit, lima kali sepekan, dapat memberikan dampak signifikan dalam pencegahan stroke.