Otokritik Bagi Pedagang Nasi Padang
Menurut Dian, kejadian razia RM Padang ini juga harus diambil menjadi bagian otokritik ke dalam pedagang nasi padang yang dari Minang itu sendiri. Dia mencontohkan, apabila menggunakan konsep masakan padang dengan harga jual murah tentu akan mengorbankan cita rasa. Meski menempelkan label sebagai asli Padang pun bisa jadi tak akan sama rasanya dengan cita rasa masakan yang dibuat leluhur Minang.
"Sebagai contoh memasak rendang, lazimnya menggunakan kelapa tua 4-5 butir per 1 kg daging, dimasak lama bisa lebih dari 5 jam dan dimasak tanpa menumis karena minyak dari kelapa sudah pasti banyak. Apa iya dengan jualan harga murah akan mampu memakai standar yang baik dalam melahirkan masakan Padang yang baik dan nikmat seperti yang biasa dimasak amak amak, inyiak inyiak rang minang lamo," ujarnya.
"Pertanyaan ini kita renungkan jawabannya sama-sama, sehingga akhirnya kita sendiri bisa menyadari "razia" ini tak berguna, walau dengan alasan "Padang Murah" karena orang minang sendiri banyak yang berjualan murah meriah walau akhirnya banyak yang almarhum rumah makannya, tapi mereka ada dan yang sukses juga ada," tegas Dian.
Lisensi RM Padang yang akan dan sudah dilakukan oleh Ikatan Ikatan Keluarga Minangkabau juga bukan hal sederhana, mungkin bisa menjadi penanda bahwa benar ini dimiliki anggota keluarga Komunitas Minang, tentunya harapan orang bahwa ketika stiker lisensi ini dipampang, rasa dan kualitas masakan benar-benar mereka nanti tentunya mereka berharap lebih lezat dan nikmat, jangan sampai malu pada lisensi. Ketika orang makan ternyata rasanya tak jauh berbeda daripada rumah makan yang berlabel Padang Murah. Sungguh sebuah Otokritik mendalam pada diri para pedagang itu sendiri di manapun berada.
Tak mudah memberikan sebuah standarisasi masakan Padang yang baik dan benar ataupun authentik, namun jalan menuju standardisasi yang baik itu perlu dititi. Banyak orang minang, minang karena keturunan. Tapi belum tentu mengusung nilai adat budaya Minangkabau sejati. Belum tentu juga banyak belajar kepada orang tua tua lama tentang cara memasak Masakan Padang yang baik.
Sebagai contoh ada satu masakan Padang yakni Ikan Cuko, dari 20 orang Padang belum tentu ada satu yang bisa memasaknya dengan baik dan benar. Ada banyak khazanah masakan padang yang luar biasa dan saya pun masih belajar hingga hari ini.
Air beriak tanda tak dalam, riak-riak Razia itu hanyalah sebuah tanda bahwa masih banyak hal yang harus dipelajari oleh Perkumpulan RM Padang Rantau yang mengusung harga di bawah Rp 20 ribu. Tak hanya soal rasa, tapi juga soal manajemen bisnis dan juga efisiensi bahan. Tak cukup pandai masak saja untuk berjualan Nasi Padang baik murah maupun mahal pastinya, ada banyak fitur dalam mengusung sebuah usaha. Kadang perlu waktu untuk belajar dan memahaminya, di sisi ini Lisensi sebenarnya adalah upaya yang baik untuk upgrade RM Padang agar mengusung rasa yang baik, belajar manajemen bisnis yang baik dimotori oleh Ikatan Ikatan Keluarga Minang, agar anak kemenakan yang berada di rantau bisa sukses hendaknya membawa nama harum orang minang dimanapun berada.
"Akhir kata, bagi para perantau pahami baik-baik bahwa kita membawa nama baik leluhur. Sikap dan tindakan haruslah berhati-hati dan pandai-pandai membawa diri. Jangan lupakan arti sebuah pepatah berikut ini, Rantau Sakti Lautan Bertuah," pungkas Dian.