AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Kepemilikan hewan peliharaan, terutama kucing, terus meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan survei Rakuten Insight Global 2021, 47 persen penduduk Indonesia memelihara kucing, menjadikannya hewan peliharaan yang populer.
Survei lain dari Consumer Report Indonesia 2023 oleh Standard Insights menunjukkan bahwa 68,76 persen masyarakat Indonesia memelihara kucing, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis hewan peliharaan lainnya. Bagi pemilik kucing, pernahkah Anda merasa bingung melihat kucing peliharaan yang tampak enggan minum air? Padahal, air sangat penting bagi kesehatan tubuh. Mungkin banyak pemilik kucing berpikir bahwa makanan basah sudah cukup memenuhi kebutuhan cairan kucing mereka. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu.
Kurangnya asupan air dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada kucing, seperti batu ginjal, infeksi saluran kemih, dan dehidrasi. Survei oleh Reasense, divisi riset SEQARA Communications, mengungkapkan bahwa 72,2 persen pemilik kucing menyajikan air dalam mangkuk biasa, 13,3 persen menggunakan dispenser manual, dan 7,8 persen menggunakan dispenser otomatis. Hanya 27,8 persen kucing yang minum habis dalam waktu kurang dari sehari, sementara yang lainnya membutuhkan lebih dari sehari untuk menghabiskan airnya.
Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Jumat (22/11/2024), menurut dokter hewan Alian Fumia dari klinik Al-Husna Cat Care, kebutuhan minum sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan seperti batu ginjal, menjaga kesehatan kulit, dan mendukung pencernaan. Dokter Al menjelaskan kebutuhan minum kucing dapat dihitung dengan mengalikan berat badan kucing (dalam kilogram) dengan 60 ml. Jadi, kucing dengan berat 1 kg membutuhkan sekitar 60 ml air per hari.
Kekurangan cairan dalam tubuh dapat memicu gangguan saluran kemih pada kucing, seperti FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) dan FUS (Feline Urologic Syndrome). Selain kurang hidrasi, faktor seperti stres, obesitas, atau cacat bawaan juga berkontribusi. Stres dapat dipicu oleh banyak hal, termasuk perubahan lingkungan, kehadiran anggota keluarga baru, hingga penataan ulang rumah. Pencegahan stres pada kucing salah satunya adalah kontrol ektoparasit melalui pemberian obat tetes kutu rutin.
Dokter Al menjelaskan tanda-tanda awal gangguan kemih bisa terlihat dari perilaku kucing yang sering berpindah tempat saat buang air atau menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti air seni berwarna merah. Jika terjadi perubahan perilaku, segera konsultasikan ke dokter hewan.
Meskipun kucing cenderung kurang minum, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memastikan kebutuhan cairan mereka terpenuhi:
-Posisi wadah minum: Letakkan wadah minum di beberapa titik dan jauhkan dari kotak pasir.
-Wadah bersih: Kucing suka wadah bersih dan dangkal, dan air harus diganti setiap hari.
-Gunakan wadah yang menarik: Kucing lebih suka air mengalir, jadi coba gunakan wadah minum otomatis atau water fountain.
-Tambahkan kaldu atau air hangat: Tambahkan sedikit kaldu ayam rendah sodium atau air hangat pada makanan kering mereka, tetapi jangan biarkan lebih dari 2 jam karena risiko bakteri.
Pendiri Shelter Animal Defenders Indonesia (ADI) Doni Herdaru Tona berbagi jurus jitu yang sudah ia terapkan dalam memastikan kebutuhan minum hewan-hewan peliharaan di shelter-nya terpenuhi. Pertama, kata dia, ajak mereka bermain untuk meningkatkan mood dengan aktivitas ekstra.
Setelah itu, sediakan air minum di dalam wadah atau water fountain. Anjing dan kucing biasanya lebih suka water fountain karena airnya yang mengalir. Hewan-hewan ini memiliki naluri alami yang membuat mereka tertarik pada air yang bergerak, karena secara insting mereka menganggapnya sebagai sumber air yang mereka butuhkan.
"Misalnya, ada yang bertanya mengapa anjing dan kucing lebih suka minum dari kolam dibandingkan dari wadah mereka. Itu karena secara insting, mereka tertarik dengan gemericik air. Dengan memberi mereka lebih banyak aktivitas, mereka akan lebih sering minum setelahnya sehingga terbiasa untuk minum lebih teratur," paparnya.
Air bersih yang segar serta makanan berkualitas tinggi yang kaya nutrisi menjadi kunci utama bagi kesejahteraan mereka. Lingkungan yang bersih dan bebas stres sangat penting untuk kesehatan mental kucing, begitu pula perhatian terhadap kebutuhan emosionalnya, seperti menyediakan tempat bermain yang aman dan menjadwalkan waktu bermain secara rutin.
Stres yang berkepanjangan pada kucing dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga penurunan imunitas. Selain itu, pemilik kucing juga perlu memperhatikan aspek kesehatan lainnya, seperti vaksinasi dan pemberian obat cacing secara rutin, grooming, pemeriksaan mata dan telinga, serta menjaga kebersihan kotak pasir (litter box) agar kucing nyaman saat buang air besar (pup) dan buang air kecil (pip).