Parricide yang dilakukan oleh remaja biasanya termasuk pada kategori parricide reaktif, karena mereka memiliki lingkaran sosial yang sempit atau terlalu bergantung pada salah satu orang tua. Penyebab lainnya adalah ketidakmampuan mengendalikan emosi dan amarah. Parricide juga terjadi karena alasan egois seperti menginginkan kebebasan atau kekayaan orang tua.
Kepribadian antisosial, paranoia, dan skizofrenia juga menjadi penyebab utama parricide. Pada kasus parricide psikotik, pelaku dengan gangguan psikotik dapat membunuh akibat konflik dengan orang tua, ketergantungan yang berlebihan pada orang tua, delusi, atau pengobatan yang salah atau tidak ada pengobatan terhadap penyakitnya.
Bagaimana mencegah parricide?
Khanna menegaskan parricide dapat dicegah dengan memperbaiki hubungan antara anak dan orang tua. Misalnya orang tua mulai membangun komunikasi yang sehat di keluarga, mendukung anak untuk bersosialisasi dan terbuka, pemberian terapi untuk mengatasi agresi dan emosi, hingga berkonsultasi dengan pakar.
Sebuah penelitian di Psychiatry (2010) oleh Sara dan Mendel mengungkapkan bahwa anak laki-laki yang membunuh orang tua mereka (ibu atau ayah) menunjukkan gejala-gejala yang sama dengan skizofrenia, sementara orang tua mereka cenderung dominan dan agresif. Sebaliknya, anak perempuan yang membunuh orang tua mereka memiliki hubungan yang tegang, dan bahkan orang tua kerap bersikap kasar dan memusuhi anak perempuannya.