AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Remaja berusia 14 tahun berinisial MAS diduga melakukan pembunuhan terhadap ayah dan neneknya, APW (40 tahun) dan RM (69 tahun), di kediaman mereka di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Selain itu, ibu pelaku juga menjadi sasaran dan mengalami kritis seusai ditusuk oleh korban dengan pisau.
Tindakan membunuh orang tua kandung seperti yang dilakukan MAS disebut juga sebagai parricide. Dilansir Science Direct, parricide diartikan sebagai tindakan seorang anak yang melakukan pembunuhan terhadap orang tua kandung. Dalam kejahatan ini, pembunuhan terhadap ayah disebut patricide, sedangkan pembunuhan terhadap ibu dikenal sebagai matricide.
Sementara itu, menurut psikolog bersertifikat dari India, dr Nisha Khanna, parricide terbagi atas dua jenis yakni parricide reaktif dan parricide psikotik. Parricide reaktif biasanya terjadi dalam keluarga yang abusive atau disfungsional tanpa adanya gangguan psikologis pada pelaku. Adapun parricide psikotik disebabkan oleh adanya gangguan psikotik dan delusi yang mendorong pelaku atau seorang anak melakukan pembunuhan terhadap orang tuanya.
Lantas apa penyebab seorang anak melakukan parricide?
Ada banyak alasan yang dapat menyebabkan seorang anak membunuh orang tuanya. Menurut dr Khanna, alasan yang paling umum adalah lingkungan keluarga yang penuh kekerasan. Orang tua terkadang tanpa sadar mengganggu kesejahteraan anak melalui perilaku abusif, ketidakhadiran, tekanan emosional, hingga pola asuh yang terlalu dominan dan merendahkan anak.
“Lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam kasus parricide. Terkadang, anak merasa terbebani dengan tekanan untuk tampil sempurna, atau menjadi korban kekerasan fisik maupun emosional, yang akhirnya mengarah pada kebencian terhadap orang tua,” kata Khanna seperti dilansir dari laman drnishakhanna, Senin (2/12/2024).
Parricide yang dilakukan oleh remaja biasanya termasuk pada kategori parricide reaktif, karena mereka memiliki lingkaran sosial yang sempit atau terlalu bergantung pada salah satu orang tua. Penyebab lainnya adalah ketidakmampuan mengendalikan emosi dan amarah. Parricide juga terjadi karena alasan egois seperti menginginkan kebebasan atau kekayaan orang tua.
Kepribadian antisosial, paranoia, dan skizofrenia juga menjadi penyebab utama parricide. Pada kasus parricide psikotik, pelaku dengan gangguan psikotik dapat membunuh akibat konflik dengan orang tua, ketergantungan yang berlebihan pada orang tua, delusi, atau pengobatan yang salah atau tidak ada pengobatan terhadap penyakitnya.
Bagaimana mencegah parricide?
Khanna menegaskan parricide dapat dicegah dengan memperbaiki hubungan antara anak dan orang tua. Misalnya orang tua mulai membangun komunikasi yang sehat di keluarga, mendukung anak untuk bersosialisasi dan terbuka, pemberian terapi untuk mengatasi agresi dan emosi, hingga berkonsultasi dengan pakar.
Sebuah penelitian di Psychiatry (2010) oleh Sara dan Mendel mengungkapkan bahwa anak laki-laki yang membunuh orang tua mereka (ibu atau ayah) menunjukkan gejala-gejala yang sama dengan skizofrenia, sementara orang tua mereka cenderung dominan dan agresif. Sebaliknya, anak perempuan yang membunuh orang tua mereka memiliki hubungan yang tegang, dan bahkan orang tua kerap bersikap kasar dan memusuhi anak perempuannya.