Kamis 09 Jan 2025 16:47 WIB

Pakar Kesehatan Jelaskan Risiko, Gejala, dan Pencegahan HMPV

Gejala HMPV biasanya tidak menyebabkan kasus parah.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria terinfeksi virus (ilustrasi). Pakar epidemiologi memaparkan karakteristik dan langkah pencegahan HMPV.
Foto: MgIT03
Seorang pria terinfeksi virus (ilustrasi). Pakar epidemiologi memaparkan karakteristik dan langkah pencegahan HMPV.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi virus yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Virus ini sering kali memicu gejala mirip flu seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, dan demam. Meskipun umumnya tidak terlalu berbahaya, HMPV dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr dr Muhammad Atoillah Isfandiari MKes memaparkan karakteristik dan langkah pencegahan HMPV yang merebak di sejumlah negara serta dikabarkan telah masuk Indonesia. Dosen yang akrab disapa Ato’ itu menjelaskan HMPV berasal dari keluarga Paramyxoviridae, serupa dengan virus campak dan gondong. Virus ini berbeda dengan SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 yang berasal dari keluarga Corona.

Baca Juga

"Meskipun sama-sama menular melalui saluran napas, gejala HMPV biasanya tidak menyebabkan kasus parah kecuali pada individu dengan sistem kekebalan yang sangat lemah," ujarnya pada Kamis (9/1/2025).

Berbeda dengan Covid-19 yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan paru-paru, HMPV cenderung tidak memiliki potensi fatal yang serupa. Ia menjelaskan kasus HMPV rutin ditemukan, khususnya di negara-negara dengan sistem surveilans genomik yang baik.

"Kasus HMPV ini rutin ditemukan setiap tahunnya terutama di musim dingin dan tingkat kematiannya sangat rendah. Mestinya, bila ditemukan di Indonesia situasinya mungkin tidak berbeda," kata Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair itu.

Meskipun begitu, Ato’ menegaskan masyarakat harus tetap waspada khususnya pada kelompok anak-anak dan lansia yang rentan terhadap virus ini. "Anak-anak dan lansia lebih rentan karena status imunitas mereka lebih rendah dari kelompok usia produktif," ujarnya.

Pada balita, ujarnya, risiko virus ini menjadi radang paru atau pneumonia yang memerlukan perawatan di rumah sakit lebih besar daripada kelompok usia produktif. Adapun cara pencegahan penularan penyakit yang menular lewat udara, dengan menghindari berdekatan dengan orang yang sedang menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, dan demam.

"Gunakan masker di tempat ramai. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan jaga pola tidur serta asupan protein," kata dia.

Menurut dia, penyebaran HMPV di Indonesia dipengaruhi banyak hal, salah satunya tingginya mobilitas internasional. Untuk itu, selain tindakan langsung oleh individu, perlu adanya pendekatan sederhana dengan surveilans dan sistem pelaporan Influenza-like Illness (ILI).

“Surveilans dan sistem pelaporan ILI dapat menjadi alat deteksi dini yang penting. Meskipun tidak spesifik untuk HMPV," kata dia.

Ia mengatakan potensi HMPV menjadi wabah global masih tetap ada. Namun, jika dilihat dari tingkat kematian, HMPV sejauh ini belum menunjukkan ancaman yang serius.

Selain itu, katanya, peningkatan kesadaran masyarakat menjadi langkah penting untuk deteksi dini dan pencegahan. "Tidak perlu panik, tetapi segera lakukan tindakan pencegaha yang benar. Sebagian besar penyakit akibat virus ini merupakan self-limiting disease atau sembuh sendiri selama daya tahan tubuh tetap terjaga," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement