Jumat 10 Jan 2025 19:56 WIB

Kondisi yang Patut Diwaspadai Orang Tua Jika HMPV Menginfeksi Anak-Anak Menurut Dokter

Gejala pada anak berupa batuk, pilek, demam, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.

Red: Andri Saubani
Dokter dengan mengenakan baju Kebaya  melakukan  pemeriksan pasien di Poli Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Tambak, Menteng, Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Dokter dengan mengenakan baju Kebaya melakukan pemeriksan pasien di Poli Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Tambak, Menteng, Jakarta.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Penyakit yang diakibatkan penularan Human metapneumovirus (HMPV) disebut jamak menyerang anak-anak. Dokter spesialis anak konsultan respirologi dari RSUP Persahabatan menyebut terdapat sejumlah hal yang perlu diwaspadai oleh orang tua saat HMPV  menyerang anak- anak.

“Apabila ditemukan seperti ini kita perlu waspada dan perlu membawa anak ke rumah sakit,” kata dr. Tjatur Kuat Sagoro SpA (K) dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (10/1/2025).

Baca Juga

Tjatur mengatakan hal pertama yang patut diwaspadai oleh orang tua adalah ketika anak merasa gelisah, tidak ceria seperti sebelumnya dan tidur tidak lelap. Hal selanjutnya yakni terjadi sesak napas, adanya napas cuping, retraksi suprasternal dan intercostal. Menurut Tjatur, sesak napas pada anak berbeda dengan orang dewasa dalam hal frekuensinya.

Pada bayi usia 0-2 bulan, napas dibilang cepat apabila tarikannya lebih dari 60 kali per menit. Kemudian pada anak usia 2 bulan sampai 1 tahun dinyatakan cepat bila nafasnya lebih dari 50 kali per menit dan begitu seterusnya.

Tjatur melanjutkan khusus pada bayi, hal yang perlu diwaspadai apabila minum tidak habis seperti biasa dan mudah melepaskan hisapan. “Kalau dia minum ASI atau susu ya, itu minum lepas, minum lepas, itu harus waspada,” katanya.

Kondisi lain yang ia sebutkan yakni bila anak digendong, detakan jantung terasa lebih cepat dan anak tidak mau bermain seperti biasa. Menurutnya, penularan infeksi HMPV pada anak melalui percikan napas (droplet), dengan masa inkubasi berkisar antara tiga sampai lima hari meskipun dapat bervariasi antarindividu.

Gejalanya pada anak berupa batuk, pilek, demam, sakit kepala hingga sakit tenggorokan. Adapun pengobatan untuk infeksi HMPV bersifat suportif yakni fokus pada penanganan gejala yang timbul seperti antipiretik, oksigenasi dan terapi cairan.

Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan kemungkinan penggunaan ribavirin, immunoglobulin, fusion inhibitors dan small interfering ribonucleic acids (siRNA) untuk pengobatan dan pengendalian infeksi HMPV. Oleh sebab itu, Tjatur merekomendasikan pada seluruh masyarakat untuk mulai menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah, sekolah hingga tempat umum juga amat penting agar anak terlindungi dari penularan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement