Seorang profesor madya di Fakultas Ilmu Olahraga di Universitas Granada, Jonatan Ruiz, mengatakan kepada Sun Health mengatakan makan dengan batasan waktu, khususnya menyelesaikan makan sebelum pukul 5 sore, bisa menjadi strategi praktis dan efektif untuk mengelola berat badan dan mengurangi lemak perut setelah periode makan berlebihan.
“Pendekatan ini selaras dengan ritme sirkadian alami, yang meningkatkan kesehatan metabolisme dan pengurangan lemak,” ujarnya dilansir laman Thesun.co.uk pada Rabu (15/1/2025).
Jika Anda sarapan sekitar pukul 8 pagi dan makan terakhir sekitar pukul 10 malam, ini berarti “jendela makan” Anda sekitar 14 jam, sedangkan “jendela puasa” Anda 10 jam.
Makan pada waktu yang tidak teratur atau larut malam dapat mengganggu ritme biologis tubuh dan meningkatkan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2, klaim tim studi.
Ada beberapa bentuk puasa berselang, beberapa di antaranya lebih ketat daripada yang lain. Beberapa Contoh populer di antaranya:
- Metode 16/8: Jendela puasa selama 16 jam dan jendela makan selama delapan jam. Anda dapat minum air, susu, teh, dan kopi saat berpuasa.
- Metode 5:2: Anda memilih dua hari sepekan di mana Anda mengonsumsi sekitar 500 hingga 600 kalori, sambil menjalani diet normal dan seimbang pada lima hari sisanya.
- Puasa 24 jam: Tidak makan selama periode 24 jam, baik bulanan maupun mingguan.
- Puasa hari berselang: Puasa setiap dua hari, yang sering dianggap sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
Ada sejumlah cara untuk memperpendek jendela makan Anda. Kemungkinan besar Anda telah melakukannya secara tidak sengaja. Ini dapat mencakup:
- Sarapan lebih siang
- Melewatkan sarapan sama sekali
- Makan malam lebih awal
- Memberikan jarak 16 jam di antara waktu makan juga dapat membantu tubuh Anda menjaga kadar gula darah yang sehat, karena tubuh memiliki lebih banyak waktu untuk mencerna dan memproses makanan.
“Hal ini pada gilirannya mengurangi risiko timbulnya masalah gula dan gangguan metabolisme lainnya,” ujar salah satu penulis utama, dokter Idoia Labayen.