AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pola asuh yang diterapkan orang tua dinilai memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter, mental, dan emosi anak. Pola asuh yang baik, penuh kasih sayang, dan dukungan mampu membantu mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam keluarga.
“Keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan dan perlindungan. Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk mendapatkan bimbingan perkawinan agar memiliki pemahaman yang baik tentang pola asuh,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi di Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Menteri PPPA mengatakan pengasuhan adalah tanggung jawab utama ayah dan ibu. Namun demikian, masih ada stereotipe gender dalam pengasuhan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), ada sekitar 20 persen anak Indonesia mengalami kekurangan perhatian dari ayahnya. “Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu. Ayah memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka di masa depan. Stereotipe berbasis gender dalam pengasuhan perlu dihilangkan, misalnya dengan mengajarkan anak laki-laki dan perempuan untuk berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tanpa membedakan berdasarkan jenis kelamin,” kata Arifah Fauzi.
Pihaknya pun mendukung peran ayah dalam pengasuhan anak. “Beberapa daerah telah menginisiasi gerakan ayah, di mana para ayah diwajibkan untuk lebih aktif dalam mengasuh anak, termasuk menemani anak ke sekolah dan mengambil rapor,” kata Menteri Arifah Fauzi.
Sementara dalam konteks pengasuhan anak di era digital, menteri juga menekankan bahwa orang tua harus memiliki strategi dalam membimbing anak agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak, serta terlindungi dari dampak negatif seperti kecanduan gawai, eksploitasi online, dan paparan konten yang tidak sesuai.