Setelah itu, The Script melanjutkan dengan lagu-lagu hits mereka seperti “Rain”, “Both Ways”, “Six Degrees of Separation”, “The Man Who Can't Be Moved”, “The Last Time”, “If You Could See Me Now”, “Inside Out”, “Never Seen Anything Quite Like You”, “Before the Worst”, “Nothing”, “No Good in Goodbye”, “Paint the Town Green”, “For the First Time”, “Home Is Where the Hurt Is”, “Breakeven”, dan “Hall of Fame”. Total ada 18 lagu yang mereka bawakan dalam durasi dua jam.
Setiap lagu dibawakan dengan penuh emosi, menunjukkan betapa Danny O'Donoghue (vokalis utama, piano, kibor) dan Glen Power (drum, perkusi, backing vokal), serta pemain musik tambahan benar-benar menikmati momen ini. Danny sang vokalis karismatik merupakan motor penggerak utama dari penampilan The Script. Suaranya yang khas dan penuh perasaan mampu menghipnotis penonton, mengajak mereka bernyanyi bersama lagu-lagu hits The Script. Danny tidak hanya bernyanyi, tetapi juga berinteraksi dengan penonton, menciptakan suasana yang akrab dan penuh kebersamaan. Ia juga mahir memainkan piano dan kibor, menambah dimensi musikalitas yang kaya dalam setiap penampilan The Script.
Ketukan drum Glen Power yang kuat dan konsisten menjadi dasar dari setiap lagu, memberikan energi yang tak terbatas bagi penampilan mereka. Dia juga mahir memainkan perkusi dan memberikan backing vokal, menambah harmoni dan dinamika dalam musik The Script. Kombinasi antara vokal Danny yang penuh perasaan dan ketukan drum Glen yang energik menciptakan harmoni musikal yang khas dari The Script. Keduanya saling melengkapi satu sama lain, menciptakan penampilan yang memukau dan tak terlupakan bagi para penonton.
Danny juga beberapa kali turun dari panggung, mendekati penonton, dan bahkan menyanyikan beberapa bagian lagu sambil berjalan di antara kerumunan penggemar. Sebelum menyanyikan “If You See Me Now”, Danny mendedikasikan lagu ini untuk Mark Sheehan, gitaris The Script yang telah meninggal dunia. Menurut Danny, tembang ini juga dipersembahkan untuk siapa saja yang pernah kehilangan orang yang dicintai. Suasana berubah haru.
Pada kesempatan lain, sebuah pemandangan unik terjadi ketika Danny mengajak seorang penggemar wanita bernama Leni naik ke panggung. Leni terpilih karena membawa poster bertuliskan kalimat menggelitik, “Pada hari Valentine ini, aku meninggalkan suamiku di rumah untuk menonton The Script. Tidakkah kamu pikir aku layak mendapatkan setidaknya sebuah pick gitar?”
Leni mendapatkan lebih dari itu. Dia diajak bernyanyi di atas panggung. Leni berdiri di sebelah Danny yang memainkan piano sambil menyanyikan “Never Seen Anything Quite Like You”.
Danny juga mengejutkan penonton dengan turun dari panggung dan berjalan mengitari kerumunan penonton. Sontak saja, penonton menjadi heboh dan berusaha menjangkau idolanya. Namun, suasana tetap terkendali, dan konser berjalan aman.
Venue sempat berubah menjadi sangat gelap. The Script menghilang dari panggung. Namun penonton tahu bahwa penampilan The Script belum berakhir. Danny dan kawan-kawan muncul kembali membawakan tiga nomor yakni “Home Is Where the Hurt Is”, “Breakeven”, dan “Hall of Fame”.
“Hall of Fame” menjadi lagu penutup yang paling dinanti. Penonton bersorak, bernyanyi, dan melompat bersama, menciptakan energi yang luar biasa. Lagu ini menjadi penutup sempurna untuk malam yang penuh emosi dan keriangan.