Jumat 21 Feb 2025 14:24 WIB

‘Saya Berdiri Tegak Bersama Sukatani’

Dia tidak pernah menoleransi sikap represif terhadap karya seni dan senimannya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Personel band Sukatani. Personel Goodnight Electric Oomleo menyatan mendukung Sukatani.
Foto: Dok. Instagram/@sukatani.band
Personel band Sukatani. Personel Goodnight Electric Oomleo menyatan mendukung Sukatani.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Musisi Narpati Awangga alias Oomleo menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk represi terhadap karya seni dan senimannya. Hal ini dia ungkap sebagai respons atas upaya pembungkaman terhadap lagu “Bayar Bayar Bayar” milik Sukatani band.

Personel Goodnight Electric itu juga menegaskan dia mendukung dan berdiri tegak bersama Sukatani. “Saya tidak pernah mentolerir segala sikap represif kepada karya seni dan jenis senimannya. Saya berdiri tegak bersama Sukatani,” kata Oomleo saat dihubungi Republika.co.id pada Jumat (21/2/2025).

Baca Juga

Pada Kamis (20/2/2025), Sukatani band mengunggah video permohonan maaf atas lagu yang berjudul “Bayar Bayar Bayar”. Lagu yang terdapat pada album Gelap Gempita ini berisi tentang kritikan terhadap oknum polisi yang kerap meminta bayaran untuk memproses kasus hingga keamanan.

Lagu itu kemudian viral di media sosial hingga mendorong personel Sukatani meminta maaf kepada Kapolri melalui akun resmi band asal Purbalingga tersebut. Band yang digawangi Alectroguy dan Twister Angel itu juga menarik lagu “Bayar Bayar Bayar” di semua platform musik.

Setelah permintaan maaf ini, banyak musisi yang menyuarakan solidaritas untuk Sukatani. Selain itu, para pengguna media sosial juga menunjukkan solidaritas mereka dengan membagikan template dukungan Sukatani. Hingga berita ini ditulis, template yang juga menyuarakan penolakan pembungkaman karya seni telah dibagikan oleh lebih dari 90 ribu kali.

Upaya pembungkaman terhadap lagu “Bayar Bayar Bayar” ini terjadi hanya berselang dua bulan dari pembatalan pameran lukisan karya Yos Suprapto. Pameran bertema “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” seharusnya dibuka pada 19 Desember 2024 malam, namun ruang pameran dikunci dan pintu utama digrendel.

Pembatalan pameran ini dibatalkan usai Yos Suprapto keberatan beberapa lukisannya diturunkan oleh kurator dari Galeri Nasional. Lukisan yang turunkan memuat sosok yang diduga mirip Joko Widodo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement