Ahad 09 Mar 2025 06:13 WIB

Setop Kalap Beli Baju Lebaran: Pilih Kenyamanan tanpa Limbah Berlebihan

Masyarakat diajak untuk tidak ikut-ikutan tren mode Lebaran karena menyumbang limbah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Tren fashion berkelanjutan (ilustrasi). Masyarakat diajak untuk tidak ikut-ikutan tren mode untuk Lebaran, karena hal itu hanya akan menyumbang limbah dan polusi.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Tren fashion berkelanjutan (ilustrasi). Masyarakat diajak untuk tidak ikut-ikutan tren mode untuk Lebaran, karena hal itu hanya akan menyumbang limbah dan polusi.

AMEERALIFE.COM, TANGERANG -- Lebaran, momen penuh suka cita, identik dengan tradisi mengenakan pakaian baru. Namun, di tengah semaraknya tren mode, kenyamanan sering kali terlupakan. Padahal, kenyamanan adalah faktor krusial yang perlu dipertimbangkan saat memilih baju Lebaran.

Desainer berkelanjutan sekaligus Founder Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, mengatakan kenyamanan adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan saat membeli baju Lebaran. Menurutnya, pakaian yang terbuat dari bahan ringan dan breathable seperti linen lebih cocok dibanding polyester yang cenderung panas. 

Baca Juga

"Kalau baju Lebaran sih nomor satu kalau buat saya adalah kenyamanan, jangan pakai bahan yang panas, karena kan kita akan berkeliling ke rumah keluarga," kata Chitra saat diwawancara usai konferensi pers soft opening Jakarta Premium Outlets, Kamis (6/3/2025). 

Selain kenyamanan, dia juga mengajak masyakarat untuk tidak ikut-ikutan tren mode untuk Lebaran, karena hal itu hanya akan menyumbang limbah dan polusi. Limbah fashion memang menjadi masalah lingkungan, dimana setiap tahunnya industri mode global menghasilkan sekitar 92 juta ton sampah. 

Oleh karena itu, menurut Chitra, konsumen diharapkan bisa lebih bijaksana dalam berbelanja pakaian Lebaran.

"Belanja gak apa-apa, semua juga suka belanja. Iya kan? Tapi mungkin kita harus lebih sadar aja, apa yang kita beli itu. Kalau bisa kita gak jadi penyumbang polusi. Intinya kita harus belanja dengan sadar," kata Chitra. 

Melalui jenama Sejauh Mata Memandang, Chitra berusaha mewujudkan visinya untuk menciptakan industri mode yang lebih berkelanjutan. Dalam setiap desain pakaian, Chitra memikirkan dengan cermat berbagai aspek mulai dari pemilihan bahan yang ramah lingkungan hingga proses produksi yang bertanggung jawab.

Dalam koleksi "Ayam" misalnya, Chitra bekerja sama dengan UMKM dan dibuat di Kedungwuni, Pekalongan. Menurut Chitra, koleksi "Ayam" ini biasanya menjadi favorit konsumen untuk dikenakan saat Lebaran. 

"Mungkin karena motifnya gemes mungkin ya, jadi emang banyak disukai. Terus motif ayam juga lambang hari baru, harapan baru," kata dia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement