AMEERALIFE.COM, JAKARTA --
Haid pertama atau menarche adalah tonggak penting dalam kehidupan seorang anak perempuan, menandai dimulainya masa pubertas dan kemampuan reproduksi. Momen ini sering kali membingungkan dan menakutkan bagi anak perempuan, terutama jika mereka tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang apa yang terjadi pada tubuh mereka.
Oleh karena itu, peran orang tua dan orang dewasa di sekitar dinilai sangat penting dalam memberikan edukasi dan dukungan yang tepat. "Orang tua perlu kasih tau perlahan, dikasih tau bahwa ini siklus mens normal. Nggak usah takut atau kaget dengan darah yang keluar dari kemaluan. Beri tahu juga tentang jumlah dan berapa lama haid agar mereka mengerti nantinya," ujar dokter obgyn dr Gracia Merryane Rauw dalam webinar Ramadhan bertajuk #SehatTanpaCobaan yang digelar Halodoc pada Kamis (13/3/2025).
Umumnya, haid pertama terjadi antara usia 10 hingga 15 tahun, namun rentang ini bisa bervariasi tergantung pada faktor genetik, nutrisi, dan kesehatan secara keseluruhan. Sebelum haid pertama datang, anak perempuan mungkin mengalami beberapa tanda-tanda pubertas, seperti pertumbuhan payudara, munculnya rambut kemaluan, dan perubahan suasana hati. Ketika haid pertama tiba, darah yang keluar mungkin sedikit dan berwarna merah muda atau cokelat.
Siklus haid pada awal pubertas biasanya belum teratur, dan bisa memakan waktu beberapa tahun hingga siklus menjadi stabil. "Memang haid pertama kali belum teratur. Bisa dua bulan sekali, tiga bulan sekali. Tapi kalau tidak teratur terus, cek ke dokter," ujar dr Gracia.
Menurut dia, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang terbuka dan nyaman bagi anak perempuan untuk berbicara tentang haid. Jangan ragu untuk menjelaskan proses biologis yang terjadi, serta memberikan informasi tentang cara menjaga kebersihan diri selama haid. Selain itu, penting juga untuk membahas tentang perubahan emosi yang mungkin terjadi selama siklus haid dan bagaimana cara mengelolanya.
"Ajak anak terapkan pola hidup sehat, harus tetap ada aktivitas olahraga, rutin supaya siklus haid bisa rutin dan ada di siklus normal," kata dr Gracia.
Ada beberapa tips yang dapat membantu orang tua dalam menghadapi haid pertama anak perempuan:
-Edukasi yang tepat: Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang haid, termasuk perubahan fisik dan emosional yang mungkin terjadi.
-Dukungan emosional: Dengarkan kekhawatiran dan pertanyaan anak perempuan dengan sabar dan penuh pengertian.
-Produk kebersihan: Ajarkan anak perempuan tentang berbagai jenis produk kebersihan yang tersedia, seperti pembalut dan tampon, serta cara menggunakannya dengan benar.
-Pola hidup sehat: Dorong anak perempuan untuk menjaga pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.
-Konsultasi medis: Jika anak perempuan mengalami haid yang sangat berat, nyeri yang berlebihan, atau siklus yang sangat tidak teratur, segera konsultasikan dengan dokter.
Dengan memberikan edukasi dan dukungan yang tepat, orang tua dapat membantu anak perempuan melewati masa pubertas dengan lebih percaya diri dan nyaman.
