Senin 17 Mar 2025 04:47 WIB

Kebiasaan Scrolling dan Kecanduan Medsos Bisa Picu Brain Rot, Apa Itu?

Brain rot sering terjadi pada mereka yang berlebihan mengonsumsi konten digital.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Scrolling media sosial (ilustrasi). Kebiasaan scrolling tanpa henti ternyata bisa berdampak buruk pada otak dan memicu brain rot atau otak tumpul.
Foto: Pixabay
Scrolling media sosial (ilustrasi). Kebiasaan scrolling tanpa henti ternyata bisa berdampak buruk pada otak dan memicu brain rot atau otak tumpul.

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA – Di era digital, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Namun, kebiasaan scrolling tanpa henti ternyata bisa berdampak buruk pada otak dan memicu brain rot atau otak tumpul.

Pakar psikologi dari IPB University, Nur Islamiah, mengatakan brain rot sering terjadi pada mereka yang terlalu sering mengonsumsi konten digital secara berlebihan, terutama melalui doom scrolling (terus-menerus membaca berita negatif), zombie scrolling (membuka-buka media sosial tanpa sadar dan tujuan yang jelas), serta kecanduan media sosial.

Baca Juga

“Semua kebiasaan ini bisa memicu terjadinya brain rot. Tentunya kemudian kebiasaan ini dapat meningkatkan rasa cemas, stres, dan bahkan depresi,” kata Nur Islamiah dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (17/3/2025).

Ia menjelaskan, brain rot adalah penurunan kemampuan berpikir dan kelelahan mental yang dialami seseorang, terutama remaja dan dewasa muda. Menurutnya, remaja yang terlalu sering mengakses konten instan seperti video pendek di TikTok atau Instagram Reels, biasanya mengalami kesulitan dalam mempertahankan fokus pada tugas yang lebih kompleks dan membutuhkan waktu lama untuk dipahami.

“Mereka cenderung kehilangan kesabaran saat menghadapi masalah yang tidak memiliki jawaban segera sehingga sulit memahami hal-hal yang lebih kompleks,” kata dia.

Brain rot juga melemahkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah dengan beberapa mekanisme. Pertama, penurunan rentang perhatian atau attention span. Kurangnya attention span menyebabkan seseorang mudah terdistraksi dan mudah lupa.

Kedua, kelebihan beban kognitif, karena otak terus-menerus dibanjiri dengan informasi baru tanpa mendapat kesempatan untuk menganalisis atau memahami secara mendalam. “Akibatnya, individu menjadi kurang mampu mengevaluasi informasi secara kritis, sehingga mereka lebih mudah menerima informasi tanpa mempertanyakan kebenarannya,” kata dia.

Untuk mencegah brain rot, ia menyarankan masyarakat untuk membatasi penggunaan media sosial dan menghindari kebiasaan scrolling secara berlebihan. Selain manajemen waktu, penting juga untuk membatasi penggunaan media sosial selama belajar ataupun bekerja, sehingga otak dilatih untuk bisa fokus pada tugas-tugas yang dihadapi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement