Jumat 21 Mar 2025 09:47 WIB

Empat Tren Kanker yang Harus Diwaspadai pada 2025

Prevalensi kanker pada individu yang lebih muda dan remaja terus meningkat.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita memegang pita sebagai lambang kanker (ilustrasi). Ada empat tren kanker yang patut diwaspadai pada 2025 menurut laporan tahunan American Cancer Society (ACS).
Foto: www.freepik.com
Wanita memegang pita sebagai lambang kanker (ilustrasi). Ada empat tren kanker yang patut diwaspadai pada 2025 menurut laporan tahunan American Cancer Society (ACS).

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA – Kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Meskipun kemajuan dalam deteksi dini, pengobatan, dan perubahan gaya hidup membantu menurunkan 34 persen kematian akibat kanker, namun para ahli masih menyoroti beberapa tren mengkhawatirkan.

Berikut ini adalah empat tren kanker yang patut diwaspadai pada 2025 menurut laporan tahunan American Cancer Society (ACS) seperti dilansir laman Fox News, Jumat (21/3/2025): 

Baca Juga

1. Kasus kanker pada anak muda semakin meningkat

Prevalensi kanker pada individu yang lebih muda dan remaja terus meningkat. Laporan ACS mencatat, angka kejadian kanker pada remaja meningkat 0,7 persen setiap tahun.

Kanker juga menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit pada anak dan rejama, dengan jenis yang paling umum adalah leukemia, kanker otak, dan limfoma.

Pada 2025, ACS memperkirakan 9.550 anak-anak hingga usia 14 tahun dan 5.140 remaja berusia 15 hingga 19 tahun akan didiagnosis menderita kanker, dan bahwa 1.050 anak-anak dan 600 remaja akan meninggal.

2. Kanker serviks masih jadi ancaman serius

Kanker serviks adalah salah satu dari sedikit kanker yang dapat dicegah, namun ribuan wanita masih berisiko. Meskipun tingkat kejadian kanker serviks menurun lebih dari setengahnya dari pertengahan 1970-an hingga pertengahan 2000-an karena peningkatan penggunaan skrining, angka-angka ini telah stabil sejak saat itu.

Namun pada 2025, diproyeksikan 13 ribu wanita akan didiagnosa kanker serviks, dan sekitar 4 ribu di antaranya meninggal dunia.

"Kanker serviks pada wanita berusia 30 hingga 44 tahun terus meningkat. Padahal, kanker ini sangat bisa dicegah melalui deteksi dini HPV yang merupakan penyebab utama kanker serviks,” kata Jessica Shepherd, seorang dokter kandungan dan ginekolog bersertifikat di Dallas, Texas.

3. Ketimpangan akses layanan kesehatan

Laporan ACS menemukan bahwa tingkat kematian akibat kanker lebih tinggi pada kelompok masyarakat adat Amerika dan komunitas kulit hitam dibandingkan dengan orang kulit putih. Dalam kasus kanker serviks, tingkat kematian pada wanita kulit hitam 50 persen lebih tinggi dibandingkan wanita kulit putih, sementara wanita dari komunitas adat memiliki kematian 70 persen lebih tinggi.

Menurut dr Shepherd, ketimpangan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, termasuk pemeriksaan rutin dan deteksi dini.

4. Peningkatan kasus kanker saluran cerna

Kanker saluran pencernaan (Gastrointestinal/GI), termasuk kanker pankreas, hati, kolorektal, dan lambung, menjadi perhatian khusus karena tingkat kematiannya yang tinggi. Laporan ACS mencatat diagnosis kolorektal pada pria dan wanita di bawah usia 65 tahun terus meningkat.

Antara 2012 dan 2021, tingkat kejadian kanker kolorektal meningkat sebesar 2,4 prsen setiap tahun pada orang yang berusia di bawah 50 tahun, dan sebesar 0,4 persen per tahun pada orang dewasa berusia 50 hingga 64 tahun. Pada 2025, ACS mmeperkirakan ada 67.440 kasus baru kanker pankreas akan terdiagnosis di AS dan 51.980 orang akan meninggal karenanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement