AMEERALIFE.COM, JAKARTA — Wali Kota Haifa di Israel Utara, Yona Yahav, melarang seorang penyanyi Palestina tampil dalam acara-acara yang diselenggarakan pemerintah kota setelah sang penyanyi menyebut Haifa sebagai bagian dari Palestina. Larangan ini muncul setelah Lina Makoul, penyanyi berdarah Palestina yang juga warga negara Israel, mempromosikan penampilannya di Fattoush Bar di pusat kota Haifa. Dalam promosi di akun Instagram-nya, Makoul menyebut kota itu sebagai “Haifa, PAL (Palestina)”.
Ungkapan ini merujuk pada pandangannya bahwa Kota Haifa adalah bagian dari tanah Palestina secara historis atau identitas nasional Palestina, meskipun saat ini dikuasai Israel. Pernyataan dari Makoul itupun menuai kecaman di media sosial berbahasa ibrani, termasuk dari tokoh sayap kanan dan influencer Palestina-Israel, Yoseph Haddah. Ia bahkan menyerukan agar kewarganegaraan Israelnya dicabut, serta melabeli Makoul sebagai penyanyi pendukung teroris.
Wali Kota Haifa, Yona Yahav, juga mengecam Makoul dalam sebuah unggahan di Facebook. Yahav mengatakan bahwa Haifa adalah kota di negara Israel, bukan Palestina. “Lebih baik Anda sadar: Haifa adalah kota di negara demokrasi Yahudi dan demokratis, Israel, dan akan tetap seperti itu selamanya. Tidak ada yang bisa mengubahnya, apalagi Anda,” kata Yahav seperti dilansir laman Middle East Monitor, Rabu (30/4/2025).
“Musik seharusnya menyatukan, sayangnya Anda justru menggunakan bakat untuk merusak keharmonisan di negara tempat Anda dibesarkan. Selama saya menjadi wali kota, Anda tidak akan bisa tampil di kota ini,” tambah Yahav.
Meski demikian, menurut laporan Times of Israel, pertunjukan Makoul di Fattoush Bar tetap berlangsung sesuai jadwal. Seorang juru bicara kota Haifa juga mengklarifikasi bahwa larangan tersebut hanya berlaku untuk acara yang diselenggarakan pemerintah kota, dan pemerintah tidak memiliki kewenangan melarang Makoul tampil di tempat-tempat swasta.