Kamis 08 May 2025 09:56 WIB

Xaviera Kasih Tips Atasi Burnout: Dengarkan Diri, Istirahat

Burnout menjadi salah satu tantangan terbesar yang dialami anak muda.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu peserta Clash of Chamipons, Xaviera Putri. Salah satu cara andalan Xaviera untuk mengatasi burnout adalah dengan tidur.
Foto: Dok. Instagram/@ruangguru
Salah satu peserta Clash of Chamipons, Xaviera Putri. Salah satu cara andalan Xaviera untuk mengatasi burnout adalah dengan tidur.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Burnout kini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi generasi muda yang aktif, produktif, dan terbiasa multitasking. Rasa lelah berkepanjangan, kehilangan fokus, hingga kehilangan semangat bisa menjadi tanda bahwa tubuh dan pikiran butuh istirahat.

Perasaan burnout juga ternyata pernah dialami oleh Xaviera Putri dan Biadonut, dua kreator konten yang juga merupakan saudara. Ada beberapa hal yang biasa dilakukan keduanya untuk mengatasi burnout. Berikut ini penjelasannya:

Baca Juga

1. Dengarkan diri, lalu beri waktu istirahat

Bagi Xaviera, kunci pertama menghadapi burnout adalah menyadari penyebabnya. “Cari tahu dulu, kamu burnout karena apa? Terlalu banyak tugas atau terlalu banyak ambil tanggung jawab?,” kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (7/5/2025).

Salah satu cara andalan Xaviera untuk mengatasi burnout adalah dengan tidur. Alih-alih memaksakan diri untuk terus produktif, Xaviera justru melihat istirahat sebagai jalan menuju performa yang lebih baik. Menurut dia, dengan tidur, otak menjadi berhenti sejenak.

"Dulu aku pikir harus kerja terus, tapi justru istirahat dan kerja secukupnya yang bikin aku lebih stabil dan produktif,” kata perempuan yang populer setelah mengikuti Clash of Champions tersebut.

2. Re-evaluate dan turunkan standar

Bia menekankan pentingnya mengenali batas diri dan tidak menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi. Ketimbang terus mendorong diri hingga kelelahan, Bia memilih untuk mengambil langkah mundur dan mengevaluasi ulang. 

"Kalau lagi ngerjain proyek, kita maunya langsung impactful. Tapi kalau itu bikin burnout, ya berarti harus mundur sedikit, lihat lagi prioritasnya,” jelas dia.

Menurut Bia, burnout bukan sekadar kelelahan fisik, tapi juga kelelahan mental yang menandakan perlunya jeda dan pengaturan ulang harapan terhadap diri sendiri.

3. Burnout bukan kelemahan

Pengalaman Xaviera dan Bia menunjukkan bahwa burnout bisa dihadapi dengan langkah-langkah kecil yakni dengarkan tubuh, istirahat saat dibutuhkan, dan jangan takut menyesuaikan standar diri. Burnout bukan tanda kelemahan, melainkan sinyal alami bahwa tubuh dan pikiran perlu waktu untuk pulih. Merawat diri sendiri bukan berarti berhenti, tapi bagian dari proses untuk kembali lebih kuat.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement