Meskipun tidak ada perbedaan yang berarti dalam pencapaian akademik dari berbagai kelompok, mereka yang berada di kelompok tiga memperoleh skor tertinggi pada tes kognitif, diikuti oleh kelompok dua, dan kelompok satu memperoleh skor terburuk. Pemindaian otak menunjukkan bahwa mereka yang berada di kelompok tiga memiliki volume otak terbesar dan fungsi otak terbaik.
“Sangat mengejutkan, perbedaan kecil dalam tidur memiliki dampak besar. Ini menunjukkan bahwa perbedaan kecil dalam jumlah tidur bertambah seiring waktu dan menghasilkan perbedaan besar dalam hasil,” kata Sahakian.
Bagi remaja yang ingin meningkatkan kualitas tidur dan meningkatkan keterampilan mental, Sahakian merekomendasikan untuk rutin berolahraga agar lebih mudah tidur, dan tidak menggunakan ponsel atau komputer larut malam. Pakar tidur dari Universitas Oxford, Colin Espie, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan performa otak manusia sangat bergantung pada kualitas tidur, terutama di masa remaja saat otak sedang berkembang pesat.
"Seperti yang ditunjukkan penelitian ini, tertidur larut malam dan kurang tidur jadi sebuah masalah. Masalah ini makin parah saat remaja harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah, dan mencoba menebus tidur di akhir pekan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai jet lag sosial,” kata dia.
Espie menyarankan agar masyarakat mulai memberikan perhatian lebih pada pentingnya tidur, misalnya dengan memasukkan edukasi tentang kesehatan tidur dalam kurikulum pendidikan sosial di sekolah menengah.
