AMEERALIFE.COM, JAKARTA — Penuaan otak biasanya terjadi seiring bertambahnya usia, namun sebuah studi mengungkap bahwa proses ini dapat berlangsung lebih cepat pada individu dengan gangguan depresi mayor. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Psychological Medicine.
Gangguan depresi mayor adalah kondisi mental klinis yang serius dan berbeda dari perasaan sedih sementara. Kondisi ini dilaporkan bisa mengubah struktur otak, mempercepat proses penuaan otak, sehingga otak tampak lebih tua dari usia biologis seseorang.
Para peneliti dalam studi ini menganalisis pemindaian otak dari 670 partisipan. Sebanyak 239 di antaranya merupakan pasien dengan diagnosis depresi, sementara sisanya tidak memiiki riwayat gangguan mental. Mereka memperkirakan usia otak berdasarkan ketebalan berbagai wilayah otak.
Hasilnya menunjukkan bahwa otak individu yang mengalami depresi tampak lebih tua dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap gangguan tersebut. Perubahan ini terutama ditemukan pada struktur otak bagian kiri ventral dan premotor eye field, yang menunjukkan penipisan signifikan.
“Karena otak memainkan peran penting dalam fungsi kognitif seperti perhatian, memori, penalaran, dan kontrol diri, temuan ini diharapkan bisa memberi wawasan baru tentang bagaimana kemampuan tersebut bisa melemah pada orang yang depresi,” kata para peneliti seperti dilansir laman Hindustan Times, Senin (26/5/2025).
Penelitian ini juga mengungkap alasan di balik terjadinya penipisan pada area tertentu di otak. Para ilmuwan menemukan bahwa penipisan ini berkaitan dengan ketidakseimbangan kadar neurotransmiter seperti dopamin, serotonin, dan glutamat — zat kimia penting untuk mengelola suasana hati dan kemampuan kognitif. Ketika seseorang mengalami depresi, kadar neurotransmitter ini menjadi tidak seimbang, yang menyebabkan perubahan pada struktur otak.
Selain itu, terdapat juga aktivitas genetik tertentu di wilayah otak yang terdampak, yang memengaruhi ikatan protein. Penting juga untuk dicatat bahwa depresi juga memiliki aspek genetik, yang berarti gen tertentu meningkatkan kemungkinan depresi.
“Itulah sebabnya mengapa penting untuk memperlakukan kondisi kesehatan mental seperti kesehatan fisik. Banyak orang yang masih meremehkan depresi, menganggapnya hanya sebagai masalah suasana hati. Tapi studi ini membuktikan bahwa depresi memiliki dampak fisik nyata terhadap otak,” kata peneliti.