Sabtu 07 Jun 2025 16:49 WIB

Amoeba Pemakan Otak Kembali Telan Korban, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Amoeba ini masuk ke tubuh manusia melalui hidung, lalu menyebar ke otak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Amoeba (ilustrasi). Amoeba pemakan otak kembali menyebabkan korban jiwa.
Foto: www.freepik.com
Amoeba (ilustrasi). Amoeba pemakan otak kembali menyebabkan korban jiwa.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA — Amoeba pemakan otak kembali menyebabkan korban jiwa. Seorang wanita asal Amerika Serikat berusia 71 tahun dilaporkan meninggal dunia hanya delapan hari setelah menunjukkan gejala infeksi yang disebabkan oleh Naegleria fowleri, organisme mikroskopis yang dikenal sebagai “amoeba pemakan otak”.

Menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), korban sempat mengalami demam tinggi, sakit kepala hebat, dan perubahan mental. Gejala tersebut muncul beberapa hari setelah menggunakan air keran dari sistem air kendaraan RV di rumahnya untuk membilas hidung.

Baca Juga

Korban sempat mendapatkan perawatan medis setelah gejala neurologis berkurang, namun kondisi memburuk hingga mengalami kejang dan akhirnya meninggal dunia. Penyelidikan mengonfirmasi keberadaan Naegleria fowleri dalam sistem air tersebut. CDC menekankan air keran tidak aman untuk digunakan dalam irigasi nasal atau sinus, kecuali jika air telah disterilkan, disuling, atau rebus dan didinginkan terlebih dahulu.

Lantas apa itu Naegleria fowleri? Ini adalah amoeba yang hidup di air tawa hangat seperti danau, sungai, atau mata air panas. Organisme ini masuk ke tubuh manusia melalui hidung, lalu menyebar ke otak dan menghancurkan jaringan otak, menyebabkan peradangan akut dan kematian dalam waktu singkat.

Meski sangat mematikan, infeksi ini sangat jarang terjadi. CDC mencatat, hanya ada 164 kasus antara tahun 1962 dan 2023 yang dilaporkan di Amerika Serikat. Hanya empat yang berhasil bertahan hidup, demikian seperti dikutip dari Hindustan Times, Sabtu (7/6/2025).

Gejala infeksi ini dimulai dengan sakit kepala, demam, mual, dan muntah, kemudian berkembang menjadi leher kaku, disorientasi, kejang, halusinasi, hingga koma dan kematian. Dalam sebagian besar kasus, kematian terjadi dalam waktu kurang dari satu pekan sejak gejala pertama muncul.

Bagaimana cara mencegah infeksi? Amoeba ini tidak dapat bertahan hidup di air dingin, air yang terklorinasi dengan baik, atau air bersih, sehingga risiko infeksi lebih rendah dalam kondisi tersebut.

Infeksi Naegleria fowleri tidak terjadi karena menelan air yang mengandung amoeba. Anda juga tidak dapat tertular infeksi dari orang lain atau menularkannya kepada orang lain.

Sebagai bentuk pencegahan, hindari membilas hidung dengan air yang tidak disterilkan. Lalu gunakan air suling atau yang telah direbus untuk alat bilas hidung, serta jangan biarkan air tawar hangat masuk ke hidung saat berenang di danau atau sungai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement