AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Aktivitas bonding antara orang tua dan anak dinilai menjadi momen penting untuk membangun kedekatan emosional. Namun, tak semua jenis kegiatan cocok dilakukan di semua usia.
Psikolog klinis dan keluarga, Pritta Tyas, mengungkapkan aktivitas bonding yang ideal justru harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. "Banyak riset yang menunjukkan bahwa aktivitas paling efektif itu yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak, karena kebutuhan anak dapat berubah seiring waktu. Artinya, aktivitas yang ideal hari ini bisa jadi tidak lagi relevan dalam beberapa bulan ke depan," kata Pritta dalam konferensi pers Jakarta Family Walk di Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025).
Untuk anak-anak di bawah usia empat tahun, aktivitas sensorik umumnya menjadi hal yang paling dibutuhkan. Pada fase ini, kata Pritta, anak senang mengeksplorasi berbagai hal dengan inderanya. Kegiatan seperti memasak bersama, bermain adonan tepung, atau aktivitas lain yang melibatkan sentuhan dan tekstur sangat disarankan.
"Jenis permainan ini dikenal sebagai sensory play, dan menjadi salah satu bentuk bonding time yang sangat efektif jika dilakukan sesuai kebutuhan anak," kata Pritta.
Adapun jika anak cenderung aktif berbicara dan senang bertanya, Pritta menyarankan agar orang tua melakukan permainan peran atau pretend play. Pritta menilai aktivitas ini mampu membantu mengembangkan kemampuan bahasa anak.
"Anak seperti ini biasanya punya imajinasi luar biasa. Untuk aktivitasnya simpel aja, misal bisa bermain di kasur, pura-pura naik roket dan pakai selimut. Yang penting kita harus masuk ke dunia imajinasi mereka, ikut seru-seruan dan tidak menginterupsi cerita yang mereka bangun," kata Pritta.
Bagi anak-anak usia lima tahun ke atas, biasanya anak memiliki kebutuhan akan pengalaman baru. Pritta menyebut ini sebagai excitement seeking, yakni rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang berbeda dari rutinitas sehari-hari. Contoh aktivitas yang bisa dilakukan adalah dengan membawa anak berjalan kaki melewati rute yang belum pernah mereka lewati sebelumnya.
"Saya pernah ajak anak jalan kaki ke mal lewat jalur yang tidak bisa dilewati mobil. Bagi mereka, itu pengalaman yang sangat berkesan, meskipun sederhana," kata Pritta.
Sementara itu, untuk anak yang lebih tenang, tidak banyak bicara, dan tidak terlalu aktif, aktivitas yang menuntut logika dan ketekunan justru lebih efektif. Pritta menyarankan permainan seperti puzzle atau open-ended play.
"Meskipun tidak banyak komunikasi, bermain bersama tetap menjadi bentuk bonding yang penting," kata Pritta.