Menurut Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, taksi terbang dinilai lebih minim gangguan dibanding helikopter. Alasannya, taksi terbang memiliki dimensi baling-baling yang lebih kecil dan tidak memerlukan ruang yang luas untuk lepas landas dan mendarat.
"Jadi kemajuan teknologi kita harus terus mengantisipasi tentunya ya sehingga kita tidak terlambat dalam menyikapi adanya teknologi-teknologi baru yang dirasakan bermanfaat buat masyarakat," ujar Dudy, Kamis (26/6/2025).
Dudy menyebut kehadiran taksi terbang dapat menjadi pilihan transportasi perkotaan, meski belum menjadi solusi utama atas kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta.
"Kan kalau saya lihat, ini kan transportasi yang sifatnya belum masif ya. Ini adalah salah satu pilihan, salah satu pilihan transportasi," kata Dudy.
Dudy menyebut harga layanan taksi terbang saat ini masih tinggi, sehingga belum bisa dikategorikan sebagai moda transportasi massal yang terjangkau bagi masyarakat umum di seluruh lapisan. Ia menilai kehadiran taksi terbang lebih tepat sebagai alternatif tambahan, bukan pengganti moda transportasi yang sudah ada seperti bus, KRL, MRT maupun LRT di wilayah urban.
"Jadi, buat saya ini belum merupakan pilihan untuk menyelesaikan masalah transportasi yang ada di Jakarta karena ini lebih kepada transportasi dalam kota, kalau saya tangkap," bebernya.