Jumat 11 Jul 2025 14:40 WIB

Kasus Nadin Amizah, Psikolog Ingatkan Fans: Artis Punya Batasan Pribadi yang Harus Dihormati

Ekspresi sayang dari fans kepada artis tidak harus lewat pelukan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Penyanyi Nadin Amizah. Insiden tidak menyenangkan dialami musisi Nadin Amizah baru-baru ini, di mana tubuhnya disentuh oleh seorang penonton tanpa persetujuan.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Penyanyi Nadin Amizah. Insiden tidak menyenangkan dialami musisi Nadin Amizah baru-baru ini, di mana tubuhnya disentuh oleh seorang penonton tanpa persetujuan.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Insiden tidak menyenangkan dialami musisi Nadin Amizah baru-baru ini, di mana tubuhnya disentuh oleh seorang penonton tanpa persetujuan setelah tampil di sebuah acara. Menanggapi kasus ini, psikolog lulusan Universitas Indonesia, Teresa Indira Andani, M.Psi., Psikolog, menekankan bahwa setiap individu, termasuk idola, memiliki batasan pribadi yang harus dihormati.

"Batasan personal adalah batasan yang melindungi ruang pribadi dan rasa aman seseorang," kata Teresa, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (11/7/2025).

Baca Juga

Menurut dia, mengekspresikan kegembiraan saat bertemu dengan seseorang yang diidolakan adalah hal yang wajar, terutama mengingat kesempatan bertemu fisik yang tidak datang setiap hari. Namun, antusiasme tersebut harus selalu sejalan dengan empati. Dalam konteks interaksi saat ini, Teresa menekankan pentingnya melihat sentuhan fisik seperti memeluk atau memegang tangan dengan lebih kritis.

Menurut Teresa, meskipun niat penggemar mungkin tulus atau spontan, setiap individu memiliki batas kenyamanan pribadi yang berbeda dalam hal sentuhan fisik. Ini berarti apa yang mungkin dianggap biasa bagi satu orang, bisa jadi sangat tidak nyaman atau bahkan mengganggu bagi orang lain.

"Apalagi bagi figur publik yang sering mengalami interaksi dalam jumlah besar dan berulang, sentuhan fisik tanpa izin bisa terasa invasif dan melelahkan secara emosional," ujarnya.

Tekanan terus-menerus dari sentuhan yang tidak diinginkan dinilai dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental dan emosional seorang idola, memicu perasaan cemas, risih, atau bahkan trauma. Psikolog yang saat ini berpraktik di Vajra Gandaria Jakarta itu juga menyoroti pentingnya isu konsen (consent) dalam interaksi ini.

Sentuhan tanpa persetujuan tetap dapat dianggap sebagai bentuk pelanggaran, bahkan jika pelakunya adalah penggemar sekalipun. "Sentuhan fisik dalam konteks sekarang saat bertemu dengan seseorang hanya bisa dibenarkan jika terdapat persetujuan secara langsung dari pihak yang disentuh," ujar Teresa.

Ia menyebut sentuhan tersebut juga harus terjadi dalam situasi yang aman, nyaman, dan tidak mendadak, serta tidak terjadi di ruang publik yang rawan eksploitasi atau penyalahgunaan. Sebagai contoh, saat ingin berfoto bersama idola, sangat penting untuk terlebih dahulu meminta izin, seperti, "Bolehkah saya memeluk Anda untuk foto?" atau "Bolehkah saya berpegangan tangan sebentar?".

Teresa juga mengingatkan bahwa ekspresi sayang atau dukungan kepada idola tidak harus selalu berbentuk sentuhan fisik. Ada banyak cara lain yang justru lebih bermakna dan menghargai privasi. "Ekspresi sayang tidak harus lewat pelukan, bisa lewat senyuman, lambaian tangan, atau kata-kata tulus yang justru lebih bermakna dan menghargai privasi," ujarnya. Nadin melalui unggahannya di media sosial, menyampaikan kekesalan dan kesedihannya bahwa orang-orang yang bersikap seperti itu tidak layak disebut sebagai penggemar. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement