Menurutnya, selain olahraga seperti yoga, aktivitas yang mengharuskan seseorang banyak menunduk, mengangkat berat seperti menggendong anak dan tidur meringkuk juga jadi penyebab dari masalah tulang dan sendi.
OCM 2025 menghadirkan pendekatan kolaboratif dalam menghadapi tantangan deformitas tulang dan sendi, perawatan trauma, serta intervensi nyeri, dengan fokus pada peningkatan hasil klinis dan kualitas hidup pasien.
Dalam acara bertema “Transforming Deformities: Collaborative Strategies for Better Outcomes” yang diselenggarakan di Jakarta pada 16-19 Juli 2025, Andra menjelaskan bahwa tiga asosiasi ortopedi di Indonesia bergabung dalam acara.
Ketiga asosiasi itu yakni Perhimpunan Dokter Bedah Tulang Belakang Indonesia (IOSSA), Perhimpunan Trauma Ortopedi Indonesia (IOTS) dan Perhimpunan Intervensi Nyeri Ortopedi Indonesia (IOPIS).
Acara itu dijadikan para dokter sebagai forum internasional yang mempertemukan para ahli ortopedi, bedah tulang belakang, trauma ortopedi, dan intervensi nyeri dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan, temuan riset, dan praktik terbaik terkini di bidangnya.