Selasa 22 Jul 2025 10:08 WIB

Gita Wirjawan Ungkap Gagasan Awal Pembuatan Film Perang Jawa

Film Perang Jawa mengangkat kisah perang perjuangan Pangeran Diponegoro.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Gita Wirjawan. Gita Wirjawan menjadi produser eksekutif film Perang Jawa.
Foto: Republika/Prayogi
Gita Wirjawan. Gita Wirjawan menjadi produser eksekutif film Perang Jawa.

AMEERALIFE.COM,  JAKARTA -- Visinema resmi mengumumkan film terbarunya yang berjudul Perang Jawa. Disutradarai Angga Dwimas Sasongko dan menghadirkan Gita Wirjawan sebagai produser eksekutif, proyek ini menjadi salah satu karya ambisius yang mengangkat kisah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan kolonialisme Belanda pada 1825-1830.

Gagasan awal untuk mengangkat kisah Perang Jawa datang dari Gita Wirjawan, yang juga dikenal sebagai host dan produser eksekutif dari program Endgame. la menyampaikan Diponegoro merupakan sosok panutan bangsa karena tidak memperjuangkan kekuasaan, melainkan harga diri, keyakinan, warisan budaya, dan kedaulatan.

Baca Juga

"Bagi saya, ini juga adalah kisah yang sangat manusiawi sekaligus monumental. Melalui Perang Jawa, kami ingin mengangkat kembali nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Diponegoro dalam medium sinema," kata Gita dalam konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Senin (21/7/2025).

Lebih dari sekadar film sejarah, Perang Jawa dirancang sebagai karya sinematik yang epik. Karena itulah, Gita bersama tim Visinema menggandeng sejarawan Peter Carey dalam proses riset, serta memastikan proses produksi berjalan dengan maksimal.

"Harapannya, dengan kemasan seru nan epik, cerita ini bisa disampaikan bukan hanya ke penonton Indonesia, namun juga dunia," kata Gita.

Film ini juga memuat refleksi atas isu-isu geopolitik kontemporer. Gita mengaitkan perjuangan Diponegoro dengan kondisi dunia saat ini yang masih dibayangi oleh praktik unilateralisme dari kekuatan-kekuatan besar. Semangat perlawanan Diponegoro dinilainya sejalan dengan kebutuhan Indonesia masa kini untuk memperluas otonomi strategis, terutama dalam konteks bonus demografi yang akan menjadi penentu masa depan bangsa.

"Diponegoro juga tidak hanya mampu membangun gerakan akar rumput, tetapi juga menjalin komunikasi dengan keturunan India, Tionghoa, hingga interaksi dengan serdadu Jerman dan Belanda dalam masa pembuangannya," ujar Gita.

Ia berharap, film Perang Jawa dapat menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa Indonesia ke depan. Baginya, project ini bukan hanya soal membuat film, tapi juga menjadi pengalaman pribadi yang membantunya berkembang sebagai manusia

"Mudah-mudahan, kami bisa menghadirkan sesuatu yang berdampak jangka panjang. Bukan hanya untuk perfilman Indonesia, tetapi juga bagi bangsa secara keseluruhan," kata Gita.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement