Kamis 24 Jul 2025 07:10 WIB

Sjogren's Syndrome: Penyakit Autoimun yang Banyak Menyerang Perempuan, Kenali Gejalanya

Penyakit ini menyerang kelenjar penghasil cairan tubuh seperti air mata dan air liur.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita mengalami sakit (ilustrasi). Sjogrens Syndrome menjadi salah satu penyakit autoimun yang perlu diwaspadai terutama oleh perempuan.
Foto: dok Freepik
Wanita mengalami sakit (ilustrasi). Sjogrens Syndrome menjadi salah satu penyakit autoimun yang perlu diwaspadai terutama oleh perempuan.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sjogren's Syndrome menjadi salah satu penyakit autoimun yang perlu diwaspadai terutama oleh perempuan. Penyakit ini menyerang kelenjar penghasil cairan tubuh, seperti air mata dan air liur, sehingga menyebabkan keluhan utama berupa mata dan mulut yang kering.

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Eka Nugraha, mengatakan sindrom ini lebih sering menyerang perempuan. Rasio penderita perempuan dan laki-laki mencapai sembilan banding satu, terutama pada rentang usia 44 hingga 55 tahun.

Baca Juga

"Kondisi ini sangat memengaruhi kualitas hidup pasien karena selain keluhan mata dan mulut kering, Sjogren's Syndrome juga bisa menyerang organ lain seperti kulit, sendi, otot, paru-paru, dan organ reproduksi wanita, termasuk menyebabkan kekeringan pada vagina," kata dr Eka dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (23/7/2025).

Dokter Eka mengingatkan bahwa risiko komplikasi serius juga mengintai. Penyakit ini dapat menyerang sistem darah dan meningkatkan kemungkinan berkembangnya limfoma atau kanker kelenjar getah bening, terutama pada pasien laki-laki.

Penyebab Sjogren's Syndrome merupakan kombinasi faktor genetik, seperti riwayat autoimun dalam keluarga dan Human Leukocyte Antigen (HLA), serta faktor lingkungan seperti infeksi berulang dan kebiasaan merokok. "Penanganan penyakit ini membutuhkan pendekatan multidisiplin. Dokter umum, spesialis penyakit dalam, alergi imunologi, rematologi, serta dokter mata dan spesialis lain akan bekerja sama menangani gejala sesuai organ yang terdampak," ujar dr Eka.

Untuk pengobatan, digunakan obat antiradang seperti steroid atau non-steroid pada kondisi akut, serta terapi jangka panjang dengan Hydroxychloroquine dan sparing agent. Pada kasus berat, terapi antibodi monoklonal menjadi pilihan meski biayanya cukup tinggi.

Selain pengobatan, perubahan gaya hidup sangat dianjurkan. Eka menyarankan pasien untuk menghindari rokok, mengonsumsi makanan kaya omega-3 seperti telur, daging, dan kacang-kacangan, menjaga kebersihan mulut, serta memberi waktu istirahat bagi mata terutama jika sering menggunakan gawai atau komputer.

"Pengobatan Sjogren's Syndrome memerlukan kesabaran dan kepatuhan. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang baik, pasien dapat mencapai remisi dan menjalani kualitas hidup yang lebih baik," kata dr Eka.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement